Rupiah Pekan Ini Diprediksi di Rp 14.482- Rp 14.800 per Dolar

Senin, 12 November 2018 06:47 WIB

Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi rupiah berpotensi melemah pekan depan. Bhima memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.650 - Rp 14.800 per dolar Amerika Serikat.

Baca juga: Gubernur BI Perry Warjiyo Ungkap 3 Penyebab Rupiah Menguat Cepat

"Faktornya defisit transaksi berjalan pada kuartal III menyentuh 3,37 persen di atas ekspektasi pasar," kata Bhima saat dihubungi, Ahad, 11 November 2018.

Menurut Bhima pelebaran defisit membuat permintaan dolar sampai akhir tahun terus meningkat, khususnya untuk membiayai impor migas. Tidak hanya Indonesia, kata Bhima, beberapa negara emerging market mengalami kenaikan CAD, seperti Argentina dan Turki.

Bhima menilai, kenaikan CAD menurunkan minat investor masuk kembali ke emerging market dalam jangka pendek. Saat pasar dibuka senin asing kembali lakukan capital flight dengan jual bersih saham dari Indonesia.

Menurut Bhima pekan depan investor akan mencermati rilis data neraca dagang bulan Oktober dengan proyeksi kembali terjadi defisit hingga US$ 700 juta. Untuk sementara pelaku pasar masih dalam posisi hold, dan bagi asing cenderung mencari safe haven seperti pembelian dolar AS. Ini terlihat, kata Bhima dari dollar index meningkat 0,58 persen dalam sepekan terakhir ke level 96,9.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi rupiah bergerak konsolidasi pekan depan. Nafan memperkirakan rupiah pekan depan bergerak di kisaran Rp 14.482 hingga Rp 14.885 per dolar AS.

"Defisit current account mempengaruhi pergerakan rupiah pekan depan, soalnya CAD kita lebih tinggi dari prediksi sekitar US$ 8,8 miliar, secara presentasi 3,37 persen darj PDB. Konsensus memperkirakan US$ 5 miliar, ternyata di luar ekspektasi," kata Nafan.

Nafan mengatakan dolar AS merespons positif dari psuku bunga bank sentral AS atau The Fed yang stabil. Dari sisi pernyataan Jerome Powell, kata Nafan memberikan arah hawkish di mana perekonomian AS berada di tren positif di dukung data angka pengangguran yang dipertahankan di level 3,7 persen.

Sedangkan faktor positif dari dalam negeri, yaitu rupiah atau investor merespons kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia yang stabil di 5,75 persen.

"Terlebih mudah-mudahan para eksportir masih tetap meningkatkan transaksi di tanah air transaksi hedging. Itu bisa menguat rupiah menguat," kata Nafan.

Sentimen dari luar lainnya kata Nafan, investor masih menunggu adanya dialog antara AS dan Cina perihal perdagangan. Sebab, kata Nafan, para pelaku pasar cenderung pesimistis dengan komitmen kedua pihak dalam menghasilkan solusi yang komprehensif agar tidak terjadi perang dagang lagi ke depan.

"Saya yakin negosiasi tidak akan berhenti di situ saja, akan ada negosiasi terus," kata Nafan.

Simak terus berita tentang Rupiah hanya di Tempo.co

Berita terkait

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

21 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

6 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya