Trade Expo 2018, Komposisi Produk Ekspor Tak Banyak Berubah

Jumat, 9 November 2018 21:56 WIB

Presiden Jokowi (tengah) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kelima kiri) dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kelima kanan) berfoto bersama penerima penghargaan Primaniyarta dan Primaduta saat pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-32 Tahun 2017, di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, 11 Oktober 2017. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan mengumumkan total transaksi dalam gelaran Trade Expo 2018 berhasil mencapai US$ 8,49 miliar atau sekitar Rp 127,33 triliun. Angka ini meroket 6,8 kali lipat dibandingkan Trade Expo 2017 yang hanya US$ 1,406 miliar atau sekitar Rp 18,6 triliun.

"Lebih baik sebelumnya, lonjakannya sangat tinggi," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam jumpa pers di kantornya, Jumat, 9 November 2018.

Hanya saja, jenis-jenis produk Indonesia yang diminati negara lain dalam acara tahun ini tak banyak berubah dari tahun lalu. Dari dua tahun penyelenggaraan terakhir, barang-barang unggulannya masih berupa produk perikanan, kimia, makanan olahan, perikanan, minyak sawit, dan produk kertas.

Pada Trade Expo 2017, produk yang paling diminati pembeli adalah yaitu seperti kopi dengan transaksi sebesar US$ 91,62 juta. Selanjutnya minyak esensial sebesar US$ 80,43 juta, makanan olahan US$ 78,61 juta, dan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) US$ 69,58 juta. Lalu ada juga produk-produk kimia, produk perikanan, dan produk kertas.

Pada tahun ini, proporsinya masih sama namun tetap tumbuh positif dibandingkan tahun lalu. Produk makanan olahan mencatatkan transaksi US$ 434,41 juta, produk kimia US$ 143,36 juta, CPO US$ 132,5 juta, perikanan US$ 64,45 juta, dan produk kertas US$ 54,71 juta. Enggar menilai memang itulah produk unggulan dari Indonesia. "Memang mau produk apa lagi?" kata dia.

Advertising
Advertising

Sedangkan jika dilihat dari asal negara pada Trade Expo 2017 adalah Laos US$ 588 juta, India US$ 104,29 juta, Mesir US$ 83,01 juta, Arab Saudi US$ 73,60 juta, dan Italia sebesar US$ 64,87 juta. Sedangkan tahun ini, sejumlah negara masih bertahan, dari yang terbesar yaitu Arab Saudi US$ 417,19 juta, Jepang US$ 142,75 juta, Inggris US$ 118,45 juta, India US$ 98,39 juta, dan Mesir US$ 80,46 juta.

Enggar mengatakan, selain daftar di atas, transaksi dengan sejumlah negara tujuan ekspor non-tradisional di Afrika dan Asia Selatan sebenarnya telah menunjukkan peningkatan yang positif. Hanya saja, Kementerian Perdagangan belum merinci secara kumulatif total transaksi di kedua negara ini. "Afrika misalnya, kalau dilihat per negara sebenarnya kecil, tapi kalau secara keseluruhan cukup besar," kata dia.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

8 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

10 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya