Menerka Penguatan Rupiah, Sementara atau Permanen?

Jumat, 9 November 2018 07:00 WIB

Petugas tengah memindahkan uang rupiah ke dalam Cash Center Bank Mandiri, 2 Maret 2018. Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah terpantau melemah 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.765 per dolar AS pada pukul 10.20 WIb. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah sepekan terakhir menunjukkan penguatan dan berhasil lengser dari posisi 15.000 per dolar AS. Kemarin, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ditutup di level 14.651 per dolar AS.

Baca: Rupiah Menguat, Tiga Faktor Ini Diduga Jadi Alasannya

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo berujar perkasanya rupiah utamanya dipicu oleh beberapa faktor eksternal. Salah satunya sehubungan dengan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping akhir November nanti. “Pembicaraan terkait kebijakan perdagangan itu diprediksi hasilnya positif,” ujar Dody, kepada Tempo, Kamis 8 November 2018.

Angin baik lain datang dari hasil pemilihan umum (pemilu) sela AS, yang menunjukkan keberhasilan Partai Demokrat memenangkan kembali mayoritas kursi di Kongres (House of Representative). “Ini meningkatkan prospek terjadinya political gridlock yang dapat menghambat berbagai agenda yang tidak market friendly,” ucapnya.

Sentimen domestik pun tak kalah kuat, yaitu dari pengaruh indikator makro ekonomi yang dinilai cukup kuat dan berdaya tahan. Dody menjelaskan di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 5,17 persen, inflasi Oktober yang terjaga rendah di 3,16 persen, dan pertumbuhan kredit September membaik sebesar 12,69 persen.

Advertising
Advertising

Belum lagi, posisi cadangan devisa Indonesia yang sejak awal tahun trennya terus merosot, untuk pertama kali pada Oktober lalu kembali meningkat di posisi US$ 115,16 miliar. “Ketika kondisi eksternal beranjak kondusif, investasi pun kembali mengalir masuk,” katanya.

<!--more-->

Meskipun kondisi pasar keuangan beranjak membaik, Dody mengungkapkan bank sentral tetap mewaspadai adanya kemungkinan pelemahan kembali kurs rupiah. “Bank Indonesia tetap mewaspadai potensi risiko ke depan, seperti dari dinamika perang dagang dan geopolitik, kami senantiasa berupaya menjaga kestabilan rupiah,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah berujar aliran modal asing perlahan mengalir deras masuk ke pasar domestik. Pada akhir Oktober hingga kemarin menunjukkan aliran masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 18,1 triliun, sedangkan arus modal masuk ke pasar saham hingga Rp 20,7 triliun.

“Rupiah perlu diberikan ruang untuk menguat karena selama tahun 2018 telah melemah terlalu tajam,” ucap Nanang. Dia memastikan Bank Indonesia terus memonitor penguatan yang terjadi. “Namun tetap akan lebih memberikan ruang bagi bekerjanya mekanisme pasar.”

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menuturkan meskipun sentimen positif mulai berhembus, namun sumber-sumber tekanan pada rupiah tak serta merta mereda. Sehingga, dia pun menilai penguatan yang terjadi saat ini sifatnya temporer atau sementara.

“Salah satunya defisit neraca transaksi berjalan (CAD) kita masih sangat rentan, defisitnya masih akan melebar menembus 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), ini akan menyebabkan rupiah melemah kembali.”

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

8 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

6 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

7 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya