Darmin Jelaskan Sebab Jawa Masih Dominasi Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 6 November 2018 15:53 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution ditemui usai mengikuti salat Idul Adha di Masjid Al-Hakim, Graha Sucofindo, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Agustus 2018. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Data pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik atau BPS kemarin soal Pulau Jawa yang masih menjadi penyumbang pertumbuhan ditanggapi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Darmin menyebut hal itu bisa dipahami karena pertumbuhan ekonomi di pulau Jawa ditopang oleh industri dan pertanian, sementara di luar Jawa berasal dari pertanian dan sumber daya alam.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,17 Persen, Istana: Menggembirakan

"Pertumbuhan kita itu memang begini, pertumbuhan antara luar Jawa dan Jawa itu memang tergantung situasi," ujar Darmin seusai mengisi pembekalan calon Duta Besar di Kantor Kementerian Luar Negeri, Selasa, 6 November 2018.

BPS sebelumnya menyebutkan Pulau Jawa masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi. Kontribusinya mencapai 58,57 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional kuartal III tahun 2018 sebesar 5,17 persen.

Darmin mencontohkan, kalau harga komoditas perkebunan belum membaik, memang pertumbuhan ekonomi di luar Jawa itu akan sedikit tertinggal. "Sedikit ya, tidak banyak," katanya.

Advertising
Advertising

Menurut Darmin, hal itu karena sumber pertumbuhan Jawa berasal dari industri dan pertanian. Sehingga secara struktur Jawa memiliki peran besar, terutama dalam lapangan usaha utama sebagai penopang pertumbuhan.

Berdasarkan struktur PDB, pertumbuhan ditopang oleh lapangan usaha industri sebesar 19,66 persen, pertanian 13,53 persen, perdagangan 13,02 persen, konstruksi 10,36 persen dan pertambangan sebesar 8,11 persen. Sektor pertambangan dan pertanian tumbuh hanya 2,68 persen dan 3,62 persen, sementara industri tumbuh 4,33 persen. "SDA itu pertambangan sebenarnya mulai membaik, tapi perkebunan belum," tuturnya.

Selain itu, pemerintah menilai kondisi global menjadi biang keladi perlambatan ekspor. Di sisi lain, pertumbuhan manufaktur juga terus melambat.

Baca: BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berpusat di Jawa

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia tumbuh 7,52 persen per kuartal III di 2018 dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 22,14 persen. Di sisi lain, impor tumbuh 14,06 persen dengan kontribusi terhadap PDB negatif 22,81 persen. Dengan demikian, aktivitas perdagangan menjadi pemberat bagi pertumbuhan ekonomi.

BISNIS

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya