TEMPO.CO, Jakarta - Gubenur Bank Indonesia atau BI, Perry Wajiyo membantah kenaikan suku bunga menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Menurut Perry, pelambatan laju pertumbuhan ekonomi lebih banyak disebabkan oleh faktor net exsternal demand. Atau karena nilai impornya jauh lebih tinggi dibandingkan ekspornya.
Baca: OJK dan BI Janji Tidak Ada Perang Suku Bunga Dana
"Kita sebut net exsternal demand. Jadi kalau konsumsi plus investasi itu domestic demand, itu bagus. Tapi ekspor dikurangi impornya ini yang negatifnya lebih tinggi," kata Perry ditemui usai mengikuti salat Jumat di kantor Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 2 November 2018.
Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2018 ini hanya mencapai 5,2 persen saja atau di bawah titik tengah dari target tahun ini sebesar 5 hingga 5,4 persen.
"Tapi bukan berarti pertumbuhan ekonomi kita itu jelek," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Oktober 2018.
Sejak 6 Agustus 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 mencapai angka 5,27 persen atau lebih tinggi dari kuartal I 2018 yang hanya 5,06 persen. Angka 5,27 persen meleset dari target atau asumsi makro 2018 pemerintah yang menyebutkan pertumbuhan sepanjang tahun 2018 akan mencapai 5,4 persen.
Sejauh ini, lanjut Perry, faktor-faktor yang menjadi pendongkrak ekonomi masih cukup bagus. Menurut Perry konsumsi masih terlihat bagus karena bisa mencapai di atas 5 persen. Dari sisi investasi juga lebih bagus, karena diperkirakan bisa mencapai 7 persen.
Karena itu, Perry menekankan saat ini sumber-sumber pertumbuhan domestik seperti konsumsi dan investasi saat ini masih berada dalam kondisi yang bagus. Hal ini ditunjukan lewat masih kuatnya ekspor meskipun kebutuhan akan ekspor tersebut harus melalui impor terlebih dahulu.
Perry mengatakan untuk langkah-langkah yang selama ini telah dikeluarkan oleh pemerintah memang memerlukan waktu untuk secara signifikan mengurangi impor. Karena itu, langkah-langkah mengurangi impor ini baru akan terlihat dampaknya pada triwulan empat.
"Dengan demikian net external demandnya bisa lebih baik," kata Perry.
Simak berita tentang suku bunga hanya di Tempo.co