Menteri BUMN Rini Soemarno Lepas Ekspor USD 5,2 Juta
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 31 Oktober 2018 16:19 WIB
TEMPO.CO, Bandung -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melepas secara simbolis produk ekspor PT Pindad, Dahana, dan PT Bio Farma. Nilai sementara produk ekspor tiga BUMN itu sedikitnya menembus US$ 5,2 juta.
Baca juga: Rini Soemarno Tawarkan Proyek Infrastruktur US$ 42 M ke Swasta
“Nilai 5,2 juta Dollar AS itu sama dengan 74 ribu ton batu bara, banyak sekali. Kalau dilihat dari jumlah pegawai yang diserap untuk Pindad, Dahana, dan Bio Farma itu menyerap 3.500 orang. Sedangkan kalau batu-bara hanya 200 orang,” kata Rini di PT LEN Industri, Bandung, Rabu, 31 Oktober 2018.
Rini mengatakan, tiga BUMN menunjukkan makin banyak produk dalam negeri yang bisa merambah pasar ekspor. “Kita harus mendorong hilirisasi sehingga kita bisa menggantikan barang impor, dibuat di dalam negeri. Pada saat yang sama membuat kita mampu melakukan ekspor Ini yang sangat penting,” kata dia.
Rini mengatakan, seluruh produk ekspor tersebut hasil inovasi dan pengembangan masing-masing BUMN. “Tujuan inovasi ini adalah produk-produk yang memang dibutuhkan. Sebelumnya kita masih impor, kita coba untuk mengurangi impor, selain potensi ekpornya besar. Seperti Bio Farma, hampir semua produknya ekspor. Ini yang terus kita tingkatkan,” kata dia.
Menurut Rini, inovasi BUMN tersebut awalnya ditujukan sebagai substitusi barang impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Produk Pindad misalnya, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan TNI dan Polri. “Setelah mencapai komersial skill, kemudian harga kompetitif, kita bisa ekspor. Ini yang terjadi,” kata dia.
Di sejumlah negara, produsen alutsista juga sudah memproduksi barang-barang komersial. “Karena teknologi ataupun reasearch & development sangat rigid dan detil, akhirnya bermanfaat juga untuk masyarakat. Ini yang saya harapkan pada Pindad, Dahana, LEN, dan PT Dirgantara Indonesia untuk bisa melakukan substitusi, sehingga ke depan bisa memproduksi produk yang bukan hanya untuk pertahanan tapi produk komersial,” kata dia.
Rini mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi tekanan turunnya kurs nilai tukar rupiah. Industri juga belum siap memproduksi barang pengganti impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Karena itu saya menekankan betul, kita BUMN, bagaimana bisa terus meningkatkan ekspor, dan itu tidak terlepas dari riset dan sinergi antar BUMN, antar Kementerian, dengan pengguna,” kata dia.
Rini melepas secara simbolis produk ekspor PT Pindad berupa munisi ke Thailand bersama Diretur Utama PT Pindad Abraham Mose. Rinciannya 7.300 butir munisi kaliber 7,62x51 mm, TNT block sebanyak 4.030 unit. Sekretaris Perusahaan PT Pindad Tunig Rudyati mengatakan, pengiriman itu untuk memenuhi pesanan Thailand tahun ini.
Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan mengatakan, perusahaannya sudah memulai ekspor produk vaksin sejak 1998 setelah mengantungi pra-kualifikasi WHO. Total nilai ekspor vaksin yang dilepas Rini Soemarno hari ini, sebesar US$ 5,18 juta atau sekitar Rp 75 miliar. Yang diekspor terdiri dari 50 juta dosis bulk polio ke India sedangkan ke Pakistan, Turki dan Honduras sekitar sebanyak 1 juta vial vaksin bOPV-20 dosis dan 10 dosis.