Kepala Ekonom CIMB: Pertumbuhan Ekonomi 2019 Hanya 4,9 Persen

Senin, 29 Oktober 2018 14:25 WIB

Daftar target dan realisasi Pertumbuhan Ekonomi RPJMN 2015-2019.

Jakarta - Kepala Ekonom Bank CIMB Adrian Panggabean memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2019 hanya mencapai 4,9 persen. Sebab, kebijakan moneter diprediksi masih akan mengetat tahun depan.

Baca juga: BI Jelaskan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi yang Cuma 5,2 Persen

"Faktor ketidakpastian tingkat suku bunga, sehingga kebijakan moneter masih sedikit lebih kontraksi. Selain itu, kebijakan fiksal juga masih akan lebih ketat," kata Adrian saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Economic and Capital Market Outlook 2019" di Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Senin, 29 Oktober 2018.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2019 mencapai kisaran 5,3 persen. Meski begitu, proyeksi pertumbuhan perekonomian itu diperkirakan masih sangat dinamis dan menantang.

"Pertumbuhan tersebut akan semakin adil dan merata, dengan mendorong makin cepat pertumbuhan di kawasan timur Indonesia, kawasan perbatasan, dan daerah-daerah lain yang masih tertinggal," ujar Jokowi saat pembacaan nota keuangan di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.

Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 5,3 persen. Namun, ia menjelaskan masih ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target karena adanya risiko yang merugikan atau downside risk. Risiko tersebut antara lain menurunnya impor akibat tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Downside risks'-nya adalah kemungkinan 'growth' bisa meleset ke 5,15 persen karena impor makin melemah akibat depresiasi rupiah. Investasi dan konsumsi akan terpengaruh. Kalau itu terjadi, ekonomi turun ke 5,15 persen," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kamis, 13 September 2018.

Adrian melanjutkan, meski investasi luar negeri maupun domestik diprediksi naik pada tahun depan, tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi, kondisi ini diikuti dengan pertumbuhan kredit yang masih akan menurun.

"Kalau loan growth turun, subung tinggi, terus yield obligasi naik, funding di pasar modal juga turun. IPO, corporate bond, right issue ngga banyak artinya pertumbuhan investasi enggak banyak," kata Adrian.

Dengan kondisi demikian, ia melihat banyak investor akan cenderung wait and see. Sehingga belanja atau spending perusahaan dan juga retail dipredisi juga akan tidak terlalu banyak. Ia menilai kondisi ini merupakan gabungan akibat faktor global dan domestik.

Selain pertumbuhan ekonomi, Adrian memperkirakan inflasi pada 2019 mendatang diperkirakan mencapai 3,3 persen sampai 3,4 persen rata-rata tahunan. Adapun tingkat suku bunga (BI 7DRR) masih melonjak hingga ke level 6,5 persen dari akhir tahun mencapai 5,7 persen. Sedangkan nilai tukar akan berada di rentang 15.000 per dolar AS rata-rata tahunan pada 2019.

Berita terkait

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

8 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya