Ditarget Jokowi 8 Juta Sertifikat Tanah, BPN : Sudah 7,2 Juta

Kamis, 25 Oktober 2018 08:57 WIB

Presiden Jokowi (tengah) didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (kiri), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) dan Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali (kanan) menghadiri Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat di Lapangan Ahmad Yani, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Yogyakarta- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menyatakan optimistis target sertifikasi 8 juta bidang tanah pada tahun 2018 yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dapat tercapai.

BACA: Sofyan Djalil Yakin Target 7 Juta Sertifikat Tanah Tercapai

"Saat ini dengan tenaga ukur yang ada kami sudah mencapai sertifikasi untuk 7,2 juta bidang tanah, sehingga sampai akhir tahun target 8 juta bidang instruksi Presiden Jokowi kami optimistis bisa tercapai, " ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Muhammad Adi Darmawan di sela Rapat Kerja Nasional Masyarakat Ahli Survei Kadaster Indonesia (MASKI) di Yogyakarta Rabu 24 Oktober 2018.

Meski demikian, Adi mengakui saat ini baru ada sebanyak total 9.200 juru ukur tanah yang bersertifikat secara nasional.

Dari total 9.200 juru ukur baik tenaga Surveyor Kadaster (SK) maupun Asisten Surveyor Kadaster (ASK) itu sebanyak 7.200 berasal dari pihak swasta dan 2.000 sisanya berasal dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

BACA: Jokowi Bicara Soal Politikus Sontoloyo, Ini Tanggapan Ketua DPR

Jumlah juru ukur tersebut dinilai belum ideal untuk menggenjot target sertifikasi tahun 2019 nanti sebanyak 9 juta bidang tanah dan 10 juta bidang tanah pada 2020 seperti yang diinstruksikan Presiden Jokowi.

Perhitungan Adi, bila menginginkan hasil optimal dalam pengukuran bidang tanah idealnya satu orang juru ukur tanah memiliki target 15-20 bidang tanah terdata per hari atau maksimal 1.000 bidang tanah per tahun. Sehingga yang dibutuhkan minimal 10.000 juru ukur tanah untuk bisa memenuhi target dari Presiden pada 2019 dan 2020.

“Saat ini keberadaan juru ukur dari STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional) lebih banyak mengantikan pegawai yang pensiun, mau tidak mau kami akan memberi porsi lebih banyak pada keterlibatan juru ukur kalangan swasta,” katanya.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
sendiri berharap selain memiliki sertifikat, para juru ukur swasta yang direkrut di lapangan juga bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah. Terutama dalam pemanfaatan sumber daya lokal agar proses pengukuran bidang tanah lebih efisien, efektif, dan tepat sasaran.

Adapun Ketua Masyarakat Ahli Survei Kadaster Indonesia (MASKI)
Leo Pantimena menyatakan siap bekerjasama dengan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan juru ukur tanah. Sebab jumlah juru ukur swasta yang tergabung dalam kantor jasa surveyor kadaster berlisensi (KJSKB) juga mencukupi jika dilibatkan untuk mencapai target pemerintah memenuhi program sertifikasi yang ditetapkan.

" Saat ini sebanyak 132 KJSKB yang sudah tergabung dengan organisasi kami, kami masih himpun lebih banyak KJSKB lagi karena secara nasional terdapat lebih dari 300 KJSKB terdaftar," ujar Leo.

Leo menuturkan salah satu kendala yang membuat para KJSKB belum bergabung dalam MASKi karena adanya beberapa peraturan terkait pemenuhan sertifikasi.

“Sebetulnya keberadaan KJSKB maupun tenaga perorangan di Indonesia cukup banyak. Namun keberadaan mereka mati suri karena adanya aturan yang membuat mereka tidak bisa mengambil proyek pengukuran tanah dari pemerintah,” katanya.

Baca berita tentang Jokowi lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

22 menit lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

47 menit lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

1 jam lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

1 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

1 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

2 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

3 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

16 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

17 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

19 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya