Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba saat menghadiri pembukaan KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) Ke-12 di Brussels, Belgia, 18 Oktober 2018. REUTERS/Piroschka van de Wouw
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Sidang Tahunan "The Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture" (ICCIA) ke-60 di sebuah hotel di Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.
Dalam sambutannya, Kalla mengatakan pentingnya persatuan dan solidaritas antarpedagang Islam dalam meningkatkan kegiatan perdagangan dan industri, khususnya di negara dengan penduduk Islam maupun negara Islam.
"Kita membutuhkan solidaritas dalam bidang keagamaan Islam antara para pengusaha agar bersatu untuk memajukannya. Perdagangan lah yang menopang agama Islam, Rasulullah adalah seorang pedagang, artinya topangan perdagangan kepada dunia Islam sangat penting sekali," kata Kalla.
ICCIA didirikan pada Mei 1976 di Istanbul, Turki, saat berlangsung Konferensi Para Menteri Luar Negeri ke-7. Organisasi Kadin Islam internasional tersebut merupakan afiliasi dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang terdiri dari 57 anggota negara Islam.
ICCIA bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang perdanganan, teknologi informasi, perbankan dan promosi untuk membuka peluang investasi antarnegara anggota.
Wapres JK juga mengingatkan kepada seluruh pelaku perdagangan di Indonesia dan negara Islam untuk meningkatkan pengetahuan teknologi sehingga dengan revolusi industri 4.0 dapat mengejar ketertinggalan industri.
Dengan tingkat kemajuan yang berbeda antara satu negara dan lainnya, Wapres mengingatkan pentingnya inovasi dalam pengembangan industri dan perdagangan. Dengan revolusi industri tersebut, ke depan dunia industri akan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, sistem otomasi dan kelompok yang memiliki inovasi.
"Oleh karena itu maka untuk memajukan perdagangan, memajukan industri pertanian, kita harus mempunyai inovasi-inovasi yang baik," ujar Jusuf Kalla.