BCA Kesulitan Penuhi Aturan Alokasi 20 Persen Kredit UMKM

Rabu, 17 Oktober 2018 07:15 WIB

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat mencoba mesin CS Digital dan mengganti kartu BCA magnetic menjadi kartu BCA berteknologi chip hasil kerja sama dengan Mastercard. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) mengaku kesulitan memenuhi kewajiban penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebesar 20 persen dari total kredit. Sebab, di sisi lain perseroan juga harus menggenjot kredit infrastruktur yang notabene merupakan kredit korporasi.

Baca: Digital Perbankan, Buka Rekening BCA Bisa Tanpa Buku Tabungan

Saat ini kredit segmen UMKM di BCA saat ini baru mencapai sekitar 12-13 persen sedangkan korporasi sudah mencapai sekitar 30 persen dari total penyaluran kredit. “Semakin kami mau kasih pembiayaan korporasi, semakin kami mau kasih pembiayaan infrastruktur, UKM-nya kedodoran, tidak ada pilihan. UKM tidak bisa dalam sebulan naik triliunan, nah sekarang kita baru 12-13 persen,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Senin, 15 Oktober 2018.

Jahja menuturkan, gejala yang sama dihadapi hampir semua bank pesaing. Menurut dia, hanya bank-bank yang memfokuskan bisnis di segmen nasabah mikro yang mampu meraih target tersebut.

Sampai dengan Agustus 2018, realisasi penyaluran kredit emiten perbankan berkode BBCA tersebut mencapai Rp 502,76 triliun, tumbuh 15,08 persen secara tahunan. Sementara itu, dana pihak ketiga tumbuh 6,63 persen secara tahunan menjadi Rp 612,78 triliun.

Advertising
Advertising

Untuk menyiasati kondisi tersebut, bank itu mengusulkan agar kewajiban penyaluran kredit kepada nasabah UMKM dapat dikompensasikan dengan penyaluran kredit kepada korporasi yang memiliki eksposur kerja sama dengan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Lebih jauh Jahja mengatakan bahwa perseroan perlu menurunkan eksposur kredit infrastruktur dan kredit korporasi jika ingin memenuhi target kewajiban kredit kepada UMKM sebesar 20 persen terhadap total kredit. Hal itu tidak dapat menjadi pilihan sebab korporasi juga menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud Jahja juga artinya bakal menggerakkan para debitor UMKM. Jahja melanjutkan, perlu ada kombinasi yang lebih berimbang pada penyaluran kredit perbankan kepada setiap segmen. “Harus ada kombinasi, dan saya pikir UKM tidak bisa maju sendirian," ujar Jahja.

Baca: BCA Tawarkan Bunga KPR 4,24 Persen di Pameran Ini

Menurut bos BCA ini, sinergi yang dimaksud bisa dilakukan antara para debitor UMKM dengan korporasi. "Dia ambil barang dari mana? Kan dari pabrik? Pabrik kalau tidak diongkosin, bagaimana UMKM berkembang? Ini harus ada sinergi."

BISNIS

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

22 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

2 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

2 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

3 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

4 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

5 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

5 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya