Kisah Jack Ma, dari Pemandu Wisata Hingga menjadi Konglomerat

Jumat, 12 Oktober 2018 17:41 WIB

Bos Alibaba Group, Jack Ma, hadir sebagai bentuk dukungan terhadap Asian Games 2022, yang akan digelar di lokasi markas Alibaba Group di Hangzhou, Cina. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Konglomerat Jack Ma yang hari ini tampil dalam sesi pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 dikenal sebagai pendiri perusahaan e-commerce terbesar di Cina yaitu Alibaba Group. Pria 53 tahun ini juga telah didapuk menjadi salah satu penasehat internasional untuk roadmap e-commerce Indonesia.

Baca: Jack Ma Prediksi Masa Depan Bisnis Indonesia Ada di Sektor Ini

Saat ini, dunia mengenal Jack Ma sebagai salah satu figur inspiratif karena berasal dari latar belakang ekonomi keluarga menengah. Jack Ma lahir pada 15 Oktober 1964 dari orang tua yang bekerja sebagai seniman teater tradisional. Sehingga, itulah yang membuat Ma berkenalan dengan bahasa Inggris sebagai pemandu wisata tanpa bayaran di kota kelahirannya, Hangzhou, Cina, 170 kilometer dari Shanghai.

Jack Ma menempuh masa SD hingga SMA dengan sejumlah kegagalan karena tidak terlalu menonjol secara akademik. Saat mendaftar masuk universitas, kembali ia gagal lolos sampai dua kali hingga akhirnya diterima di program D-3 jurusan Sastra Inggris, Hangzhou Normal University.

Saat memasuki dunia kerja, Jack Ma mencoba peruntungan dengan mendaftar ke kepolisian setempat, bahkan gerai Kentucky Fried Chicken atau KFC. Dari keduanya, tak satupun yang mau menerima Jack Ma. Tak pupus harapan, Jack Ma mencoba melanjutkan kuliah ke Harvard Business School, Amerika Serikat. Nasib tak juga berpihak karena hingga 10 kali banyaknya Ia ditolak.

Advertising
Advertising

Barulah pada tahun 1995 hidup Jack Ma berubah setelah ia mengenal lebih jauh internet saat berkunjung ke Seattle, Amerika Serikat bersama temannya. Di sana, ia mendapatkan informasi soal bir dari sejumlah negara di laman Yahoo! namun tak satupun yang berasal dari Cina.

Di sinilah awal mula sampai kemudian Jack Ma dan temannya melahirkan sebuah laman sederhana yang berkaitan dengan negara mereka yang disebut China Pages. Laman ini tidak bertahan lama karena pemerintah setempat kemudian memaksa dirinya untuk bermitra dengan BUMN di Cina. Tahun 1999, Jack Ma kemudian mendirikan Alibaba di apartemennya di Hangzhou dengan 17 teman lainnya.

Kini, tepatnya di umur yang ke-19 tahun, Alibaba Group tercatat menjadi perusahaan dengan pendapatan bersih sebesar US$ 9.873 miliar atau setara Rp 148.095 triliun. Nilai hampir 9,8 kali lebih besar dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang hanya US$ 1.000 miliar atau sekitar Rp 15.000 triliun.

Baca: Jack Ma Pensiun dari Alibaba, Apa Rencana Selanjutnya?

Tepat pada Senin 10 September 2018, Jack Ma akhirnya mundur dari posisinya sebagai Chairman of the Board Alibaba Group dan digantikan oleh Daniel Zhang. Ia kemudian menulis surat perpisahan yang mengharukan bagi para karyawannya di Alibaba Group. "Satu hal yang bisa saya janjikan kepada semua orang adalah: Alibaba was never about Jack Ma, but Jack Ma will forever belong to Alibaba," demikian tulisnya dalam surat perpisahannya tersebut.

Berita terkait

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

1 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

3 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

3 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

4 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

5 Chaebol dari Korea Selatan di Dunia Nyata

6 hari lalu

5 Chaebol dari Korea Selatan di Dunia Nyata

Kalangan Chaebol memiliki kekayaan dan pengaruh besar di Korea Selatan. Dinamika kehidupan mereka kerap dijadikan cerita drakor.

Baca Selengkapnya

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

9 hari lalu

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

Kominfo membahas kerjasama dengan Ant Group untuk pembentukan Joint Lab. Alibaba menawarkan Alipay Plus buat UMKM Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

11 hari lalu

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

Sebagai pengguna Shopee, Anda bisa mendaftar Shopee Video Top Kreator dengan cara berikut ini. Ketahui juga beberapa persyaratannya berikut.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

16 hari lalu

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

Pengusaha Amerika Serikat masih mendominasi daftar peringkat teratas Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes. Pengusaha Cina tertinggal jauh.

Baca Selengkapnya

5 Idol K-Pop Berstatus Chaebol dari Keluarga Konglomerat

18 hari lalu

5 Idol K-Pop Berstatus Chaebol dari Keluarga Konglomerat

Chaebol adalah istilah pada orangang lahir dari keluarga konglomerat, seringkali orang tuanya adalah CEO atau pemilik perusahaan.

Baca Selengkapnya

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

26 hari lalu

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

Setelah menonaktifkan personalisasi data, laman belanja di TikTok itu akan menampilkan produk-produk sesuai algoritma umum.

Baca Selengkapnya