BI: Belum Ada Dampak Kenaikan Suku Bunga Terhadap Perdagangan

Rabu, 10 Oktober 2018 13:56 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pidato pembuka saat Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan dirinya belum melihat dampak langsung dari adanya kenaikan suku bunga global terhadap kondisi perdagangan (neraca dagang) Indonesia. Menurut Perry, hal ini dibuktikan dengan masih terjaganya nilai ekspor Indonesia baik ke Amerika Serikat maupun ke Cina.

BACA: The Fed Naikkan Suku Bunga, Harga Emas Meluncur ke Titik Terendah

"Di dalam perdagangan kami belum melihat impak langsung. Faktanya nilai ekpor Indonesia ke Amerika Serikat masih meningkat. Begitu juga ekspor kami ke Cina yang juga masih terlihat bagus," kata Perry di dalam acara Central Banking Forum di The Conrad Hotel di sela-sela Pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Rabu, 10 Oktober 2018.

Bank Indonesia hari ini, mengelar sejumlah pertemuan dengan Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed). Dalam acara ini, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo akan menyampaikan pidato dengan tema "Perkembangam Ekonomi Terkini Indonesia." Sedangkan dari The Federal hadir Presiden dan Chief Executive Officer, Federal Reserve Bank of New York, John Williams. Dia rencananya akan membahas mengenai "Perkembangan Terkini Kebijakan Moneter Amerika Serikat."

Dalam acara tersebut, Presiden dan Chief Executive Officer The Federal New York menyampaikan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat masih akan melanjutkan kebijakan normalisasi (kenaikan) suku bunga. Kebijakan ini dilakukan di tengah-tengah kondisi ekonomi AS yang terus membaik sejak krisis finansial pada 2008. Selain itu, kebijakan ini dikeluarkan sejalan dengan dua tujuan penting pemerintah dan Bank Sentral AS untuk menjaga tingkat inflasi dan juga tingkat pengangguran.

Meski demikian, kata Perry, Bank Indonesia akan terus memantau dampak tidak langsung yang diakibatkan oleh tingkat suku bunga yang terus merangkak naik. Terutama terhadap kondisi current account defisit dan juga nilai tukar terhadap likuditas di pasar.

Advertising
Advertising

Perry mengatakan, pemerintah Indonesia dan juga Bank Indonesia akan bekerja bersama untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan fiskal sebagai bauran kebijakan. Khusus Bank Indonesia akan terus melanjutkan kebijakan yang pre-emptive dan juga front loading untuk meminalisir kondisi serius terhadap current account defisit.

"Kami akan melanjutkan kebijakan yang memastikan bahwa investasi asing atau terus mengalir ke dalam dan juga mempertahankan kondisi pasar tetap menarik bagi investor," kata Perry.

Sementara itu, data Kementerian Perdagangan pada April 2018 menunjukkan bahwa nilai ekpor Indonesia ke AS telah mencapai US$ 6,1 miliar. Sedangkan nilai impor Indonesia dari AS mencapai US$ 3,27 miliar.

Adapun, Badan Pusat Statistik mencatat, Secara kumulatf, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2018 mencapai US$44,27 miliar atau meningkat 8,78 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$40,21 miliar atau meningkat 9,53 persen. Nilai impor Indonesia Maret 2018 mencapai US$14,49 miliar atau naik 2,13 persen dibanding Februari 2018, demikian pula jika dibandingkan Maret 2017 meningkat 9,07 persen.

Simak berita tentang suku bunga hanya di Tempo.co

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

10 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

23 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya