TEMPO.CO, JAKARTA - Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan laju
IHSG hari ini masih berpotensi melemah dengan
support dan
resistance pada level 5.706-5.758.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa sentimen dari dalam negeri masih tentang depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pasalnya dampak dari yield surat utang tenor 10 tahun AS meningkat tajam sudah di atas 3,4%.
"Di tengah tekanan nilai tukar tersebut, rilis data penjualan ritel Indonesia yang mana naik dari sebelumnya 2,9% menjadi 6,1% diharapkan menjadi sentimen positif di saat terpuruknya rupiah," kata Nico dalam riset harian, Selasa 9 Oktober 2018.
Sentimen lain yang menghangat adalah Afrika Selatan mungkin akan bertemu dengan IMF apabila hutang meningkat tetapi tanpa adanya sumber penerimaan yang baru. Sehingga hal ini berpotensi untuk membuat gejolak di pasar emerging market berikutnya, yang menyebabkan melemahnya kembali rupiah ke depannya.
Bank sentral China juga kembali memangkas jumlah uang yang harus dicadangkan bank, sebagai bagian dari upaya para pembuat kebijakan untuk menopang perekonomian domestik di tengah perang perdagangan dengan Amerika. Hal inilah yang menyebabkan Rupiah mengalami pelemahan.
PBOC memangkas cadangan wajib bank untuk keempat kalinya tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan. Pihak otoritas moneter China ini mengambil langkah serupa pada April.
Adapun, pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat (+0,51%) ke level 5.761. Sementara itu, investor asing melakukan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp900,2 miliar.
Sektor barang konsumsi mengalami penguatan terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Sektor barang konsumsi naik +2,13% diikuti industri dasar +0,56%.
Sementara itu Reliance Sekuritas memprediksi terbatasnya peluang penguatan lanjutan
IHSG dengan kecenderungan melemah pada perdagangan selanjutnya pada range pergerakan 5.706-5.798.
Adapun saham-saham yang masih mendapat perhatian diantaranya ANTM, BBCA, BBNI, BBRI, BDMN, INTP, JPFA, KLBF, UNVR.