Rizal Ramli Mengaku Diminta Prabowo Beri Saran ke Pemerintah

Sabtu, 6 Oktober 2018 16:10 WIB

Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli setibanya di gedung KPK untuk diperiksa oleh penyidik terkait kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Jakarta, 2 Mei 2017. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan siap membantu pemerintah dengan memberi ide perbaikan ekonomi secara gratis meskipun ia di kubu oposisi pemerintahan. Hal ini dilakukan setelah ia dan para ekonom lainnya diminta oleh calon presiden Prabowo Subianto untuk menyumbang pemikiran kepada pemerintah.

Baca: Rizal Ramli Kritik Jokowi, dari Makro Ekonomi Hingga Impor Beras

"Pak Prabowo ingatkan supaya kami berbesar hati, lah. Kalau teman-teman ekonom ada ide bagus, kita sumbang sama pemerintah," kata Rizal di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Jakarta Selatan, Jumat malam, 5 Oktober 2018.

Menurut Rizal, hal ini dilakukan karena ia tak ingin krisis ekonomi benar-benar terjadi di Indonesia. Ia mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini berada di 'lampu merah'. Dalam analoginya, kondisi ekonomi Indonesia dengan sistem kesehatan tubuh manusia saat ini kondisnya kurang sehat.

"Antibodi kita kurang kuat, kena virus apa aja kita bisa sakit," ujar Rizal. Dengan begitu, menurut dia, kalau ada goncangan perekonomian, pemerintah tak bisa serta merta menyalahkan faktor eksternal. "Tidak fair kalau menyalahkan semua hanya ke faktor-faktor internasional, Italia lah, Turki lah, dan sebagainya," ujarnya.

Advertising
Advertising

Lebih jauh Rizal menyampaikan tiga saran ke pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian. Ketiga poin itu adalah: menerapkan tarif antidumping 25 persen untuk produk baja dan turunannya, menaikkan pajak pembelian mobil dan mewajibkan hasil ekspor masuk sistem perbankan.

Rizal menjelaskan, usul agar pemerintah menerapkan tarif antidumping sebesar 25 persen terhadap produk baja dan turunannya. Dengan demikian, secara otomatis nilai impor akan turun sebesar US$ 5 miliar.

Pasalnya, 67 persen dari total nilai impor berasal dari baja Cina. Hal ini terjadi karena produksi baja Cina yang melimpah dan akhirnya dijual ke Indonesia dengan harga sangat murah. Walhasil, industri dalam negeri seperti PT Krakatau Steel dan perusahaan baja swasta lainnya mengalami kerugiannya.

<!--more-->

Selain itu, Rizal juga mengusulkan pajak pembelian mobil karena dinilai bakal mengurangi nilai impor secara signifikan. Bahkan, ia meminta pemerintah harus melakukan lobi dengan Perdana Men teri Jepang, Shinzo Abe, untuk tidak mengimpor mobil selama dua sampai tiga tahun ke depan hingga suasana ekonomi Indonesia kembali normal.

"Kami minta pemerintah jangan beraninya sama pedagang menengah kecil yang dagang lipstik, dagang tas, dagang baju. Berani juga dong sama yang besar," kata Rizal.

Adapun dalam usulnya ketiga mewajibkan hasil ekspor masuk sistem perbankan, menurut Rizal, karena melihat saat ini hasil ekspor yang masuk dalam sistem perbankan Indonesia hanya sebesar 20 persen. "Kita harus di depan kurva untuk bisa keluar dari krisis," ujarnya.

Penyimpanan hasil ekspor itu, kata Rizal, harus ditahan Bank Indonesia selama satu tahun agar nantinya bisa memperbaiki cadangan devisa dan kurs rupiah bisa lebih stabil. "Dulu Thailand sama dengan kita, hasil ekspornya hanya 5 persen yang masuk dalam perbankan nasional. Tapi setelah Undang-undangnya diubah, akhirnya hari ini 95 persen hasil ekspor Thailand masuk ke negaranya," tuturnya.

Pegawai menunjukkan uang di sebuah Money Changer di Jakarta, Rabu (03/02). Rupiah hari ini ditutup pada level 9.395 per dolar Amerika, atau kembali menguat 70 poin dibandingkan posisi sehari sebelumnya di 9.365. TEMPO/Dinul Mubarok

Sebetulnya pemerintah sudah mengambil sejumlah langkah untuk mendorong perekonomian yang senada dengan usul Rizal Ramli. Menteri Keuangan Sri Mulyani, misalnya, sebelumnya menyatakan bersama dengan Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sedang menyiapkan insentif bagi para eksportir yang mengkonversi devisa hasil ekspornya.

Insentif ini tak lain juga merupakan upaya pemerintah menjaga agar menyeimbangkan pasokan dan permintaan dolar di dalam negeri dan pada akhirnya bisa menopang kurs rupiah. "Bagaimana supaya devisa hasil ekspor tinggal di Indonesia dan mendapatkan insentif dalam bentuk pengurangan pajak penghasilan atas bunga yang diperolehnya itu bisa sekarang dibuat lebih fleksibel," ujar Sri Mulyani di kantornya, Rabu, 3 Oktober 2018.

Baca: Rupiah Loyo, Rizal Ramli Usul 10 Barang Impor Terbesar Dikurangi

Sri Mulyani terus mendorong para eksportir agar mengkonversi seluruh devisa hasil ekspor untuk transaksi di dalam negeri. Konversi tersebut, menurut dia, sangat membantu keseimbangan pasokan dan permintaan dolar di dalam negeri.

Simak berita lainnya terkait Rizal Ramli hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

9 menit lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

12 jam lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya