BI: Minggu Keempat September Terjadi Deflasi 0,06 Persen

Jumat, 28 September 2018 14:39 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMP.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) sampai minggu keempat di bulan September 2018, telah terjadi deflasi sebesar 0,06 persen secara month to month dan 3,02 persen secara year on year. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan deflasi tersebut menunjukkan bahwa inflasi diperkirakan bakal rendah dan stabil hingga akhir tahun.

Baca: Tiga Pangan Ini Sumbang Deflasi Terbesar

"Hal ini mengkonfirmasi penjelasan kami bahwa akhir tahun ini probabilitas inflasi akan di bawah titik tengah sasaran kami, 3,5 persen plus minus tahun akhir tahun," kata Perry ditemui usai menjalankan salat Jumat di area Gedung Bank Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 28 September 2018.

Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu, 21 September 2018, Perry Warjiyo juga telah menyampaikan bahwa dari survei pemantauan harga sampai minggu kedua bulan September diperkirakan terjadi deflasi 0,04 persen month to month dan 3,03 persen secara year on year.

Adapun, Badan Pusat Statistik atau BPS juga mencatat pada Agustus 2018 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen. Angka deflasi ini menyebabkan tahun kalender atau year to date tercatat 2,13 persen, sementara inflasi dari tahun ke tahun atau year on year 3,20 persen.

Advertising
Advertising

Perry melanjutkan, deflasi terjadi karena harga beberapa komoditas pangan yang terjadi penurunan. Misalnya seperti harga komoditas bawang merah, cabai merah dan telor ayam yang terus menurun.

Kemudian, kata Perry, deflasi juga terjadi karena terkoreksinya harga tiket akomodasi angkutan udara. "Kan dulu tingginya tarif angkutan udara terjadi karena momentum lebaran, sekarang ada koreksi pada tarif itu," kata Perry.

Perry juga menjelaskan, bahwa deflasi juga mengkonfirmasi bahwa tekanan inflasi dari permintaan tetap rendah. Artinya, meski permintaan dalam negeri cenderung naik tapi tekanan inflasi masih tetap rendah. Selain itu, lanjut Perry, deflasi juga mengkonfirmasi bahwa dampak rambatan dari pelemahan nilai tukar tidak merembet kepada inflasi.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

23 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya