Jokowi Fokus Dorong Industri Syariah, Bagaimana dengan Prabowo?

Jumat, 28 September 2018 13:01 WIB

Calon presiden inkumben Joko Widodo alias Jokowi (kanan) dan calon presiden Prabowo Subianto saling menyapa saat menghadiri acara pengambilan nomor urut capres di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat, 21 September 2018. Kedua pasangan yang bertarung dalam pilpres 2019 tampak akrab dalam acara pengambilan nomor urut capres. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti The Indonesian Institute Riski Wicaksono menyoroti visi misi di bidang ekonomi yang ditawarkan oleh dua pasang calon presiden dan wakil presiden yaitu Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Riski meyakini, visi misi ekonomi ini akan menjadi isu sensitif pada ajang Pemilihan Presiden 2019.

Baca: Jokowi Minta Kerja Sama BUMN dan Swasta Ditingkatkan

"Alasan tersebut tak lepas dari kondisi ketidakpastian global masih memberikan tekanan terhadap stabilitas perekonomian," kata Riski dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 28 September 2018. Ditambah, ekonomi dalam negeri juga masih menghadapi persoalan lain seperti defisit neraca perdagangan hingga lonjakan harga bahan kebutuhan pokok.

Riski mengatakan, salah satu visi misi yang muncul dari Jokowi-Ma'ruf atas persoalan ini adalah pengembangan industri keuangan syariah dan usaha baru berlabel halal. Sosok Ma'ruf Amin sebagai tokoh agama, menurut dia, dapat menjadi insentif bagi investor untuk menyerap aliran dana investasi dari negara-negara berbasis Islam.

"Sejauh ini, 50 persen dari aliran modal investasi Indonesia masih bertumpu dari Singapura, Cina, dan Hong Kong." ujar Riski. Dengan adanya potensi aliran modal investasi ini, kata dia, maka secara tidak langsung akan meningkatkan cadangan devisa dalam negeri dan menggerakkan aktivitas ekonomi.

Advertising
Advertising

Jika menilik dari buku visi misi calon presiden Jokowi - Ma'ruf Amin yang telah disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum per Agustus lalu, disebutkan bahwa untuk meneruskan jalan perubahan untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, sedikitnya ada sembilan misi yang harus dijalankan. Misi kedua yang terkait industri syariah yakni: struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.

Untuk menciptakan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing itu, perlu dikembangkan sektor-sektor baru. "Mendorong perkembangan jasa keuangan Syariah menjadi
salah satu lembaga ekonomi utama dalam mencapai kesejahteraan masyarakat," seperti dikutip dari buku Visi Misi Jokowi - Ma'ruf Amin.

Sementara, salah satu visi misi yang menonjol dari Prabowo-Sandiaga adalah menjaga stabilitas harga pangan. Bagi Riski, optimisme pengendalian harga ini sangat positif karena isu pangan masih menjadi persoalan menahun yang dihadapi pemerintahan Jokowi saat ini.

Riski juga menilai Prabowo akan menggunakan visi misi ini untuk mengkritik kegagalan pemerintah Jokowi dalam mengatasi masalah fluktuasi harga pangan. Hanya saja, Riski menilai formulasi kebijakan yang harus ditawarkan untuk membuat harga pangan stabil masih harus diperjelas lagi.

Adapun di buku visi misi calon presiden Prabowo - Sandiaga, khususnya yang terkait upaya menstabilkan harga pangan tercantum pada bagian Pilar Kesejahteraan Rakyat di poin kesembilan: membangun ketersediaan pangan, energi dan gizi.

Soal pangan juga berturut-turut disebutkan di program aksi ke-23, 24, dan 25. Pada poin ke-23 misalnya, disebutkan "Menjadikan Indonesia negara adi kuasa (super power) dalam bidang energi berdasar bahan bakar nabati (energi terbarukan) denga memberdayakan 88 juta hektare hutan rusak menjadi lahan untuk aren, ubi kayu, ubi jalar, sagu, sorgum, kelapa, dan bahan baku bioetanol lainnya dengan sistem tumpang sari untuk mendukung kedaulatan energi nasional dan upaya menciptakan lapangan kerja baru."

Baca: Perbandingan Visi Misi Jokowi Vs Prabowo soal Nasib Petani

Adapun dalam program aksi kesejahteraan rakyat khususnya disebutkan di poin ke-24 adalah upaya mewujudkan swasembada pangan dengan mencetak 2 juta hektare lahan baru bagi peningkatan produksi pangan, terutama beras, jagung, sagu, kedelai, dan tebu. Dan di poin ke-25 adalah upaya merehabilitasi hutan rusak menjadi hutan alam, Hutan Tanaman Industri (HTI), dan hutan tanaman pangan.

Simak berita menarik lainnya terkait Jokowi hanya di Tempo.co.

Berita terkait

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

5 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

7 jam lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

7 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

8 jam lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

9 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

10 jam lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

11 jam lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

11 jam lalu

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

Dasco mengatakan Gerindra terbuka untuk melakukan dialog mengenai keinginan PKS bergabung ke kubu Prabowo.

Baca Selengkapnya