The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga Pekan Ini
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 23 September 2018 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan pelaku pasar memprediksi bank sentral Amerika Serikat atau The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pekan depan. Kenaikan suku bunga The Fed, kata Nafan akan terjadi saat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 25-26 September 2018.
Baca: Bunga Deposito Bank Mandiri dan BTN Bakal Dinaikkan
"Adapun pertemuan FOMC dalam rangka menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 2,25 persen akan diamati dan dicermati oleh para pelaku pasar," kata Nafan saat dihubungi, Ahad, 23 September 2018.
Nafan menilai biasanya kenaikan suku bunga tersebut akan memberikan efek positif bagi meningkatnya capital inflow yang masuk ke dalam US Markets.
Meskipun demikian, kata Nafan jika negara-negara lain, khususnya emerging markets atau negara berkembang yang memiliki stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang kuat, maka efek negatif dari kenaikan suku bunga the Fed bisa diantisipasi.
"Di sisi lain, statement dari Gubernur The Fed juga akan menentukan apakah akan mengarah pada hawkish atau dovish effect," ujar Nafan.
Menurut Nafan, stabilitas harga komoditas dunia juga berpengaruh bagi pergerakan dolar AS. "Kemudian secara domestik, kebijakan penetapan suku bunga Bank Indonesia 7-Day Repo Rate diharapkan mampu menjaga stabilitas rupiah," kata Nafan.
Sebelumnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia 14-15 Agustus 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.
Kenaikan suku bunga yang 5,50 persen itu merupakan kenaikan keempat pada tahun ini. BI menaikan suku bunga acuan tahun ini pada 17 Mei sebesar 25 bps, 30 Mei sebesar 25 bps, Juni 50 bps, dan Agustus 25 bps.