Disebut Budi Waseso sebagai Pengkhianat, Ini Kata Bekas Bos Bulog

Kamis, 20 September 2018 08:29 WIB

Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 23 Januari 2017. Rapat ini membahas tindak lanjut hasil pemeriksaan Semester I BPK tahun 2016, evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2016 dan rencana kerja tahun 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Djarot Kusumayakti angkat bicara soal impor beras setelah secara tidak langsung disebut-sebut Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sebagai pihak yang ikut bertanggung jawab menyetujui impor beras. Djarot Kusumayakti tercatat sebagai bos Bulog sebelum Budi Waseso selama kurun waktu Juni 2015 hingga April 2018.

Baca: Budi Waseso - Enggar Ribut Soal Impor Beras, Jokowi Akan Jelaskan

Cerita Djarot sekaligus untuk mengomentari Direktur Utama Perum Bulog saat ini, Budi Waseso yang mengatakan impor beras saat ini belum dibutuhkan. Ia juga menyayangkan ada mantan bos Bulog yang menyarankan untuk tetap impor. "Banyak yang menyampaikan Bulog tetap impor dan mesti impor, sayang yang menyampaikan ini mantan Dirut Bulog," ujar dia saat konferensi pers di gedung Bulog, Rabu siang, 19 September 2018.

Menurut Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas ini, impor beras yang dilakukan harus melalui perhitungan yang benar. Ia meminta agar mantan bos Bulog tersebut tidak menjadi pengkhianat bangsa. "Jangan jadi pengkhianat bangsa ini. Dari mana hitungan dia, kayak orang yang paling pinter aja," ujar Budi.

Berikut tanya jawab reporter Tempo dengan Djarot Kusumayakti melalui sambungan telepon yang dilakukan pada Rabu malam kemarin.

Advertising
Advertising

Tanya (T) : Apakah Anda saat menjabat sebagai Direktur Utama Bulog menyarankan untuk tetap ada impor beras?

Jawab (J): Sejauh yang saya pahami, saat itu Bulog pada dasarnya adalah operator yang tugasnya adalah melaksanakan perintah regulator (rapat koordinasi terbatas bidang perekonomian).

T : Bisa diceritakan mengenai keputusan saat itu, apa saja yang menjadi pertimbangan?

J : Dalam setiap rapat pada prinsipnya kami hanya mendengarkan argumen-argumen atau pertimbangan pertimbangan yang disampaikan oleh regulator tanpa hak mencampuri apa yang diputuskan oleh regulator.

T : Berarti Bulog menyetujui hasil Rakortas bidang perekonomian tersebut?

J : Saya kira bukan menyetujui, namun melaksanakan hasil keputusan.

T : Melaksanakan hasil keputusan Rakortas. Saat itu pertimbangannya apa?

W: Kalau pertimbangan perlu atau tidaknya impor itu domain regulator. Sedang kami selaku operator tidak memiliki hal ke sana.

T : Tadi Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyebut mantan bos Bulog jangan mengkhianati bangsa karena menyarankan atau setuju melaksanakan hasil keputusan impor beras itu. Bagaimana Anda melihat komentar tersebut?

J: Waduh kalau untuk masalah itu saya tidak tahu dan mohon maaf untuk hal tersebut saya tidak berkomentar.

Baca: Gudang Bulog Penuh, Mendag: Itu Urusan Bulog

KARTIKA ANGGRAENI

Simak berita menarik lainnya terkait Budi Waseso hanya di Tempo.co

Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

1 jam lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

5 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

6 jam lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

9 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

10 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

11 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

14 hari lalu

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

Bulog cabang Cirebon mulai menyerap gabah hasil panenan petani. Panen diperkirakan semakin banyak pada akhir April hingga Mei.

Baca Selengkapnya

Saatnya Pramuka Berperan Tingkatkan Kualitas Generasi Muda

27 hari lalu

Saatnya Pramuka Berperan Tingkatkan Kualitas Generasi Muda

Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso bersyukur dengan disahkannya jajaran Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2023-2028.

Baca Selengkapnya