Rupiah Tak Menguat, Sri Mulyani Salahkan Lifting Minyak

Rabu, 19 September 2018 15:52 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan semester 1 APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Denpasar - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan target lifting minyak yang tak tercapai dan terus menurun cukup mengganggu pemulihan nilai tukar rupiah. Saat ini, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah di level Rp 14.896 per dolar AS atau melampaui target pemerintah dalam asumsi makro APBN 2018 Rp 13.400 per dolar AS.

Baca: Sri Mulyani Minta Pengusaha Tak Panik Hadapi Dinamika Ekonomi

Sri Mulyani menjelaskan, pemicu pelemahan rupiah saat ini bukan berasal dari kondisi makro ekonomi. Pasalnya, momentum perekonomian Indonesia malah terus menguat.

Hal itu, kata Sri Mulyani, terlihat dari sektor perbankan yang menunjukkan kinerja positif dengan penyaluran kredit yang naik dari 6 persen menjadi 11 persen per tahun sejak 2008. Rasio kecukupan modal juga berada di atas 22 persen dan rasio kredit macet di bawah 2,7 persen hingga semester pertama 2018.

“Jadi ekonomi momentum positif dan menguat, namun permintaan impor melonjak tinggi, produksi minyak tidak menunjukkan perbaikan,” kata Sri Mulyani, di Denpasar, Bali, Selasa sore, 18 September 2018.

Advertising
Advertising

Menurut Sri Mulyani, saat ini lifting minyak mengalami penurunan hingga 35 persen dibanding kondisi 12 tahun lalu. Pada 12 tahun lalu, lifting minyak bisa mencapai 1 juta barel per hari (BOEPD), tapi kini jeblok menjadi 750 barel per hari (BOEPD).

Karena itu, kata Sri Mulyani, tantangan yang dihadapi oleh negara adalah bagaimana menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tapi dengan neraca pembayaran, terutama bidang perdagangan, ekspor minus impor menurun. Di lain sisi, Amerika Serikat juga terus menaikkan suku bunga dan likuiditas dolar AS terus diperketat.

Sejumlah faktor ini yang kemudian membuat pemerintah mengambil beberapa kebijakan fiskal dan moneter. Selain menurunkan impor migas, pemerintah mendorong peningkatan ekspor segala komoditas. Insentif untuk investasi juga akan semakin ditingkatkan sehingga perekonomian Indonesia bisa aman dari guncangan ekonomi dunia yang terjadi saat ini.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai defisit neraca perdagangan pada Agustus 2018 sudah cukup membaik ketimbang bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik mengumumkan defisit neraca perdagangan bulan lalu US$ 1,02 miliar, lebih rendah ketimbang Juli 2018 yang US$ 2,01miliar.

"Memang diharapkan surplus ternyata masih minus, tapi sebenarnya membaik," ujar Luhut di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 17 September 2018.

Luhut menilai efek dari pengereman impor belakangan ini mulai terasa. "Tapi kita harus sabar," ujarnya. Ia menduga dampak dari kebijakan impor pemerintah baru akan terasa di akhir tahun ini. "Saya kira dua-tiga bulan ke depan mestinya akan mulai. Atau paling tidak berhenti dulu, kemudian dia bertahap membaik."

Bekas Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan itu meyakini angka defisit akan terus membaik seiring dengan kebijakan pemerintah mengurangi impor barang-barang yang tidak perlu. Di samping itu, pemerintah memacu ekspor dan sektor pariwisata.

Baca: Hitungan Plus Minus Sri Mulyani Tiap Rupiah Melemah Rp 100 per USD

Pengereman impor merupakan upaya pemerintah mengurangi defisit neraca berjalan yang selama ini memberi tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Sejauh ini, Luhut berpendapat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sudah menjalankan perannya dengan baik untuk mengelola sektor fiskal dan moneter.

BISNIS

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya