Darmin: Nonmigas Sudah Surplus, tapi Defisit Migas Agak Besar

Senin, 17 September 2018 15:09 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution ditemui usai mengikuti salat Idul Adha di Masjid Al-Hakim, Graha Sucofindo, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Agustus 2018. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa defisit neraca perdagangan sudah turun mulai turun, khususnya untuk nonmigas, sementara defisit migas masih besar. "Bulan sebelumnya defisitnya US$ 2,02 miliar, akhir Agustus itu defisitnya US$ 1,02 miliar, ya turun satu miliar dolar AS," kata Darmin usai rapat tertutup dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 17 September 2018.

Baca: SKK Migas: Ada 328 Gangguan Keamanan di Wilayah Hulu Migas

Darmin menyatakan penurunan defisit neraca perdagangan hanya satu miliar dolar AS karena masih besarnya defisit di sektor migas. "Sebenarnya non-migasnya sudah lumayan baik, dia sudah surplus. Tapi yang migasnya, defisit masih agak besar," katanya.

Lebih jauh Darmin menjelaskan pertemuannya dengan Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja membahas situasi perekonomian terkini. "Hari ini kan neraca perdagangan juga diumumkan kan, ya mereview-nya. Apa yang jalan, apa yang tidak jalan. Kemudian apa saja yang harus kita pertimbangkan untuk dipersiapkan, dan sebagainya," katanya.

Ketika ditanya tentang evaluasi kebijakan penggunaan biofuel sebagai bahan bakar atau B20, Darmin menjawab, belum terlihat dampaknya karena baru berlaku per bulan September. "Belum bisa dihitung di situ. Kebijakan-kebijakan kita pada dasarnya baru akan kelihatan hasilnya pada September yang akan diumumkan pertengahan Oktober nanti," katanya.

Advertising
Advertising

Sementara mengenai defisit transaksi berjalan, Darmin mengatakan pada defisit pada kuartal 1 dan kuartal 2 jika digabung sekitar 2,6-2,7 persen. "Nah, kalau dilihat kecenderungan, memang dia akan bergerak ke 3, tapi kita kok rasanya akan bergerak ke 2,5 persen di akhir tahun nanti. Sekitar 2,5 sampai 2,6 persen, itu akumulasi setahun," katanya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin ini menyatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018 mengalami defisit US$ 1,02 miliar. "Defisit bulan ini lebih kecil jika dibandingkan bulan lalu yakni sebesar US$ 2,01 miliar. Lebih kecil setengahnya," kata Kepala BPS Suhariyanto saat menyampaikan Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Juli 2018.

Defisit neraca perdagangan tersebut dipicu oleh defisit sektor migas US$ 1,66 miliar, sementara sektor nonmigas surplus US$ 0,64 miliar. Adapun nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai US$ 15,82 miliar atau turun 2,9 persen dibandingkan ekspor Juli 2018. Sedangkan dibandingkan Agustus 2017 angkanya meningkat 4,15 persen.

Baca: Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru di Indramayu

Suharyanto menyampaikan bahwa nilai impor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai US$ 16,84 miliar. Angka itu atau turun US$ 1,457 miliar atau 7,97 persen dibandingkan Juli 2018.

ANTARA

Berita terkait

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

4 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

5 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

9 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

15 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya