Sri Mulyani Minta ASEAN Bantu Negara Anggota yang Sulit Bersaing

Kamis, 13 September 2018 15:28 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri World Economic Forum on ASEAN di Convention Center, Hanoi, Vietnam, Rabu, 12 September 2018. REUTERS/Kham

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa ASEAN sebagai organisasi harus bisa mengakomodasi negara anggota yang kalah akibat perubahan ekonomi global. Dia mengatakan tugas yang paling penting untuk ASEAN adalah menyusun platform yang baik bagi setiap negara anggota untuk berpartisipasi, membuat kemajuan yang sama, kemajuan yang kuat menuju kemakmuran.

Baca: Pajak Disesuaikan, Sri Mulyani: Harga Barang Impor Naik 20 Persen

"Ini bukan hanya liberalisasi demi liberalisasi itu sendiri, (atau) mengurangi hambatan pada hambatan tarif atau non-tarif. Kita juga harus belajar dari apa yang sebenarnya terjadi di negara-negara maju, bahwa Anda juga perlu mengatasi masalah 'si kalah'," kata Sri Mulyani seperti dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 13 September 2018.

Pernyataan tersebut disampaikan Sri Mulyani saat melakukan sesi wawancara dengan The Straits Time di sela-sela acara World Economic Forum atau WEF untuk ASEAN di Hanoi, Vietnam pada Rabu, 12 September 2018.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini juga menyampaikan pentingnya ASEAN sebagai organisasi membentuk jaring pengaman bersama. Dengan keberadaan jaring pengaman ini bisa memungkinkan negara yang tertinggal secara ekonomi bisa ikut mengejar.

Advertising
Advertising

Sri Mulyani juga menyinggung mengenai transformasi ekonomi yang juga dipengaruhi oleh perubahan teknologi. Kondisi itu, kata dia, juga telah memperlebar jurang pemisah antara yang kaya dan tidak punya. Oleh karena itu, ia berharap ASEAN mau terlibat untuk memikirkan integrasi dan strategi macam apa yang bisa mengurai atau meminimalisir persoalan ini.

Mengenai hal ini, Sri Mulyani mencontohkan langkah Indonesia yang terlibat di dalam proses membuat kemajuan bersama tersebut. Para pembuat kebijakan di Indonesia, kata Sri Mulyani, semakin mempercepat apa yang diperlukan untuk mendukung wirausahawan ekonomi baru.

Misalnya, Sri Mulyani mencontohkan seperti startup perusahaan pembayaran dan pembayaran digital Go-Jek yang juga meluncurkan operasinya di Hanoi sebagai Go-Viet.

Baca: Hitungan Plus Minus Sri Mulyani Tiap Rupiah Melemah Rp100 per USD

Sri Mulyani pun mengaku bahwa pemerintah selama ini tidak berpura-pura bahwa pihaknya tahu segalanya. "Kami belajar dari orang lain. Kami menyesuaikan. Kami mendengarkan, kami terlibat dan kami berkomunikasi sehingga kami akan selalu dapat menyesuaikan kebijakan dengan cara yang positif," ujarnya.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

12 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

21 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya