TP Rachmat: Pengusaha Mau Simpan Devisa Hasil Ekspor di RI Jika..

Reporter

Caesar Akbar

Kamis, 13 September 2018 05:40 WIB

Pimpinan Grup Astra, Theodore Permadi Rachmat. youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Konglomerat Theodore Permadi Rachmat alias TP Rachmat mengatakan pengusaha siap membantu pemerintah dalam menstabilkan perekonomian di tanah air. Termasuk, untuk membawa devisa hasil ekspor ke dalam negeri.

Baca juga: Rupiah Jeblok Konglomerat Theodore P Rachmat Enggak Usah Pusing

Namun, terkait wacana penerapan kewajiban menyimpan hasil ekspor dalam waktu tertentu di tanah air, menurut salah satu orang terkaya Indonesia versi Forbes itu, perlu didorong dengan insentif dari pemerintah. "Asal dikasih insentif. Misalnya memberi bunga yang sesuai," ujar pendiri Triputra Group itu di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 12 September 2018. Kendati, dia belum mau menyebut berapa bunga yang pas untuk insentif itu.

Teddy, sapaan akrab Theodore, dunia usaha masih menunggu pemerintah merilis beleid terkait menahan devisa hasil ekspor itu. "Aturannya belum keluar, kita lihat dulu aturan mainnya kayak gimana," kata pria yang disebut memiliki kekayaan US$ 1,7 miliar itu. Walau demikian, ia memastikan saat ini DHE dari bisnis batu bara yang digelutinya sudah ada di bank nasional.

Dalam menghadapi fluktuasi kurs rupiah, Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial, Lembaga Pengkajian Ekonomi dan Masyarakat, Universitas Indonesia, Febrio N. Kacaribu, menilai devisa hasil ekspor (DHE) menjadi kunci jangka pendek. Hal itu juga dinilai efektif untuk mengantisipasi arus capital outflow yang cukup tinggi.

Di sisi lain, Febrio menyarankan agar pemerintah memberikan insentif yang lebih menarik bagi eksportir yang menukarkan DHE-nya ke dalam mata uang rupiah. Saat ini, menurut dia, eksportir belum terlalu antusias dan hal tersebut terlihat dari konversi devisa ke mata uang rupiah masih di kisaran 15 persen dari total. "Harusnya bentuknya cukup menarik," ucapnya, Senin, 10 September 2018.

Febrio mencontohkan, pada 2015, pemerintah sebenarnya telah merayu para eksportir untuk membawa balik devisanya dengan menurunkan pajak devisa hasil ekspor yang semula 20 persen. Bagi eksportir yang menyimpan DHE selama 1 bulan di bank nasional, tarif pajaknya akan diturunkan sebanyak 10 persen.

Pada kuartal kedua tahun 2018, Bank Indonesia mencatat DHE yang masuk ke dalam negeri sebesar US$ 34,75 miliar. Sementara nilai transaksi ekspor mencapai US$ 43,7 miliar.

BISNIS

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

5 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

10 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

11 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

11 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

13 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya