Indef Usulkan Kedutaan Besar Jadi Tombak Perluas Pasar Ekspor

Sabtu, 8 September 2018 13:35 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan pencapaian ekspor kendaraan secara utuh (completely built-up/CBU) milik Toyota yang mencapai 1 juta unit dari berbagai varian di IPC Car Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9) Sepanjang Januari-Juli tahun ini, TMMIN mengekspor 117.200 unit, naik 1,3% dari periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar disumbang varian SUV Fortuner sebanyak 30.900 unit, diikuti Avanza 21.900 unit, Agya 17 ribu unit, Vios 15.800 unit, dan Rush 12.700 unit. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adinegara meminta pemerintah untuk mengoptimalkan fungsi kedutaan besar sebagai misi dagang untuk menggenjot ekspor. Sebab selama ini kedutaan besar Indonesia dan atase perdagangan internasional untuk membuka pasar masih belum optimal.

Baca: Menperin Ingin Ekspor Otomotif Kurangi Defisit Transaksi Berjalan

"Kalau dilihat target-target dari duta besar untuk melakukan penetrasi pasar yang sudah ada, tapi membuka pasar alternatif yang baru itu belum terlihat terlihat kurang kencang," kata Bhima saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi bertajuk "Jurus Jitu Jagain Rupiah" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 8 September 2018.

Pernyataan Bhima tersebut disampaikan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan yang sekarang melebar. Adapun merujuk data Bank Indonesia, pada triwulan kedua 2018 neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit sebesar US$ 4,3 miliar. Neraca dagang yang defisit tersebut dipengaruhi oleh meningkatkan defisit transaksi berjalan menjadi 3 persen dari triwulan sebelumnya 2,2 persen.

Menurut Bhima, jika strategi kedutaan besar untuk membuka pasar tersebut bisa berjalan hal ini bisa mendongrak pertumbuhan ekspor. Ekspor yang tumbuh tentunya bisa mengimbangi defisit transaksi berjalan yang kini masih menjadi persoalan.

Bhima berujar strategi ini juga bisa menjadi usaha jangka panjang bagi pemerintah untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan. "Kalau ingin ekspor nendang harus lebih agresif lagi di titik vokal poin kedutaan untuk mencari calon buyer guna peningkatan ekspor di tahun-tahun mendatang," kata Bhima.

Advertising
Advertising

Selain itu, untuk mengurangi defisit transaksi pemerintah perlu juga memikirkan strategi untuk mengurangi ketergantungan minyak. Misalnya dengan mempercepat konversi minyak ke gas, karena gas kita masih cukup bagus.

Kemudian pemerintah juga perlu memikirkan untuk mulai mempercepat masuknya energi terbarukan. Salah satunya dengan membuat ladang solar sel. "Jadi ke depannya kita harus melepas ketergantungan impor minyak ini yang tidak sehat," kata Bhima.

Menurut Bhima, langkah-langkah tersebut bisa membantu pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan memperbaiki neraca dagang. Harapannya dengan ekspor yang meningkat pasokan dollar Amerika Serikat bisa juga meningkat sehingga mengurangi dampak bagi pelemahan rupiah.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya