IHSG Rebound ke Level 5.725,61, Ini Sebabnya

Kamis, 6 September 2018 09:38 WIB

Suasana pergerakan saham di layar Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 9 Maret 2018. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah pada akhir sesi pertama perdagangan Jumat ini. RTI mencatat, indeks acuan saham domestik turun 30,17 poin atau setara 0,47% ke level 6.412,86.TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound ke zona hijau dan menguat 0,74 persen atau 42,11 poin ke level 5.725,61, hanya dalam hitungan menit setelah perdagangan dibuka pagi hari ini, Kamis, 6 September 2018. Kemarin IHSG ditutup melorot 3,76 persen atau anjlok 221,80 poin ke level 5.683,50.

Baca: Pergerakan IHSG Awal September Ini Dibayangi Rilis Data BPS

Sejak awal perdagangan IHSG dibuka pagi hari ini melemah 0,62 persen atau 36,52 poin ke level 5.868,78. Indeks jatuh semakin dalam pada akhir sesi I yang anjlok 3,33% atau 196,42 poin ke level 5.708,88.

Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya melihat kondisi fundamental perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi stabil sehingga dapat menjadi katalis positif bagi berlangsungnya penguatan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

Adapun DBS Group Research mengungkapkan pasar keuangan Indonesia terus merasakan ketegangan dari emerging market sell-off, meskipun kondisi domestik saat ini menguntungkan. Ekonom DBS Group, Radhika Rao menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2018 meningkat menjadi 5,2 persen yoy, sementara Agustus lalu inflasi CPI melemah dari yang diprediksikan, pada kisaran 3,2 persen yoy stabil dari bulan Juli.

Advertising
Advertising

Radhika menjelaskan, hal ini senada dengan target Bank Indonesia pada kisaran 2,5-4,5 persen. Defisit transaksi berjalan fiskal masih sesuai dengan yang dianggarkan yaitu -2,1 persen dari PDB, dimana rasio utang pemerintah terhadap PDB rendah di 28,7 persen (pada akhir tahun 2017).

Setidaknya, kata Radhika, ada dua poin sulit yang masih bertahan. Pertama, meskipun defisit transaksi berjalan di bawah 3 persen tahun ini, hal tersebut diharapkan akan lebih luas dibandingkan tahun 2017, menyiratkan kebutuhan pembiayaan yang lebih tinggi.

Kedua, kepemilikan asing yang cukup besar terhadap obligasi domestik, ditambah dengan utang korporasi dolar AS yang lebih tinggi, di dalam lingkungan dolar AS yang kuat, terlihat mata uang rentan terhadap kelemahan.

Baca: Krisis Argentina Bakal Jadi Sentimen Negatif bagi IHSG

IHSG kemarin melemah bersamaan dengan bursa saham lain di Asia, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah 0,77 persen dan 0,51 persen, sedangkan indeks Hang Seng ditutup merosot 2,61 persen dan indeks Shanghai Composite melemah 1,68 persen. Di Asia Tenggara sendiri, Indeks FTSE Straits Times melemah 1,7 persen, indeks FTSE Malay KLCI turun 0,95 persen, indeks SE Thailand melemah 1,3 persen, dan indeks PSEi Filipina melemah 1,64 persen.

BISNIS

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

4 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

5 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

5 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya