Darmin Jelaskan Penyebab Rupiah Melemah dan Ekonomi Global

Rabu, 5 September 2018 15:39 WIB

Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan soal gejolak perekonomian dunia kepada Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satu dampak gejolak perekonomian dunia menjadi penyebab rupiah melemah hingga menyentuh Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat.

Baca: Prabowo - Sandiaga Gelar Rapat Bahas Rupiah Melemah

"Dari 2015 sampai tahun ini dan rencana ke depan, kami sadar bahwa ekonomi dunia memang bergejolak. Oleh karena itu kenaikan pertumbuhan ekonomi kita pelan, tidak bisa terburu-buru. Kalau terburu-buru akan kerepotan," kata Darmin di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 5 September 2018.

Darmin mengatakan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen di 2018 agak susah dicapai. Darmin memprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 hingga 5,3 persen. Di kuartal kedua tahun ini pencapaian berada 5,27 persen. "Tapi sampai akhir tahun kalau bisa 5,3 sudah bagus, tapi juga kalo 5,2 persen masih oke," ujar Darmin.

Tahun depan, kata Darmin pemerintah merencanakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen, karena ekonomi dunia tetap belum pulih. Bahkan beberapa bulan terakhir AS mulai melakukan tekanan ke sana kemari dan melakukan perang dagang.

Tindakan AS tersebut menimbulkan terjadi tambahan gejolak dalam perekonomian dunia. Padahal sebelumnya, ekonomi dunia sudah mulai membaik. Menurut Darmin yang juga membuat terjadinya gejolak yaitu normalisasi kebijakan moneter AS yang mencetak dolar dalam jumlah banyak.

Advertising
Advertising

Akibat banyaknya dolar yang beredar, kata Darmin, AS memukul balik ekonomi dunia. AS memukul balik dengan menaikkan suku bunga untuk menarik dolar itu. "Lalu, di saat yang sama memang crude oil harga minyak mentah juga naik, makanya dua itu digabung menjadi cukup complicated," ujar Darmin.

Darmin mengatakan pemerintah dari awal sudah menyadari dan menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi gejolak tersebut. Namun, saat ini pemerintah akan melihat kembali gejolak yang ada dalam satu atau dua minggu ini untuk melihat apa kinerja yang dicapai.

Darmin mengatakan sebenarnya investasi sudah di Indonesia sudah baik, namun pertumbuhan ekspor masih lama. "Seandainya ekspor kita cukup baik, pertumbuhannya sama dengan impor, dan defisit transaksi berjalan tidak memburuk, itu pasti tekanan kepada kita, sama saja dengan tekanan di negara sekitar kita," ujar Darmin.

Karena itu, kata Darmin tekanan terhadap Indonesia lebih berat dibandingkan Malaysia dan Thailand, tapi relatif sama dengan Filipina dan India. Di pihak lain, kata Darmin pemerintah telah berhasil pertahankan stabilitas harga. Pada 2014, inflasi 8,4 persen, sekarang 3,5 persen lebih kurang.

Indikator lain, kata Darmin tingkat kemiskinan pertama kali dalam sejarah tembus satu digit atau 9,82 persen. Kesenjangan atau rasio gini juga turun terus, paling tidak dalam 3 tahun ini, sekarang di 0,38 sekian. Tingkat pengangguran juga turun secara konsisten.

"Sehingga fundamental ekonomi sebenarnya baik," ujar Darmin. "Pelemahan kita ada satu, transaksi berjalan".

Ada dua hal masalah dalam transaksi berjalan, yaitu karena ekspor tidak tumbuh secepat impor. Ketika ekonomi pulih, impor meningkat dengan cepat, namun ekspor belum mengimbangi.

Baca: Rupiah Melemah, BEI: Pasar Modal Masih Bagus

"Lalu, valuta asing yang masuk dari ekspor, itu tidak semua masuk, angkanya hanya 85 persen dari total ekspor, tapi kalau masuk 85 persen dan ditukar ke rupiah, itu tidak jadi masalah. Saat ini masih ada masalah karena masih 15 persen yang ditukar ke rupiah," kata Darmin.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

5 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

7 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya