Kurs Dolar AS Menguat, Perajin Tahu dan Tempe Kelimpungan

Rabu, 5 September 2018 12:59 WIB

Suasana sejumlah pekerja saat membuat tahu dan tempe di pabrik tahu rumahan di Jakarta, 10 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Bojonegoro - Terus menguatnya kurs dolar AS terhadap rupiah membuat para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan kelimpungan. Pasalnya bahan baku tahu dan tempe yang selama ini kebanyakan merupakan produk impor yaitu kedelai naik harganya hingga menjadi Rp 7.500 dari sebelumnya hanya Rp 6.500 per kilogram.

Baca: Rupiah Melemah, Kurs Jual Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS

Untuk menyiasati naiknya harga kedelai, sejumlah perajin menggunakan berbagai cara, di antaranya dengan mengurangi ukuran serta takaran pembuatan tahu dan tempe. Ada juga yang berencana menaikkan harga makanan tersebut.

Di pasaran, kedelai yang naik harganya terutama impor dari Amerika. Perajin tempe dan tahu lebih memilih kedelai impor karena bentuknya besar. Sedangkan kedelai jenis lokal lebih kecil dan kualitasnya kalah bagus dibanding kedelai impor. Selain itu, tempe dan tahu berbahan baku kedelai impor lebih padat.

Menurut Yatno, perajin sekaligus penjual tahu dan tempe di Kelurahan Ledok Kulon, Kota Bojonegoro, mengaku sudah terbiasa dengan naiknya kedelai. Langkah yang ditempuh yaitu dengan mengurangi takaran tetapi tidak menaikkan harga jualnya.

Advertising
Advertising

Namun, kata Yatno, jika nanti harga kedelai terus naik, maka perajin sekaligus penjual tahu dan tempe bakal menaikkan harga tahu dan tempe di pasaran.”Untuk sementara harganya tetap, tapi takaran dikurangi,” ujarnya pada Tempo Rabu 5 September 2018.

Hal serupa juga dikatakan perajin tempe asal Desa Tritunggal Kecamatan Babat Lamongan. Menurutnya, untuk sementara harga temped an tahu yang diproduksinya, tidak dinaikkan. Alasannya, sebagai upaya mempertahankan pelanggan yang membeli barangnya tidak pindah ke tempat lain. ”Kita ambil untung sedikit. Tapi, kalau kedelai terus naik, kita terpaksa ikut harga pasar,” ucap pria yang mengaku tiap hari harus menyediakan kedelai minimal 200 kilogram per hari untuk bahan baku pembuatan tempe.

Terkait keberadaan kedelai, Hadi, petani asal Kecamatan Kapas, Bojonegoro meminta agar pemerintah menyediakan benih kedelai kualitas unggulan. Tepatnya kedelai yang tepat untuk bahan baku tempe dan tahu. Selama ini, varietas kedelai yang ditanam, masih kalah dengan kedelai impor dari Amerika. ”Ya, akhirnya mereka (perajin tahu-tempe) mengandalkan kedelai impor,” ucapnya.

Baca: Rupiah Jeblok, Jokowi: Karena Faktor Eksternal Bertubi-tubi

Dalam situs resmi Bank Indonesia tercatat kurs jual rupiah melemah, bahkan pada siang hari ini kurs jual rupiah mencapai level Rp 15.002 per dolar AS. Sementara kurs beli berada di Rp 14.852 per dolar AS. Sementara Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp 14.972 per dolar AS.

Berita terkait

Rupiah Loyo dalam Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rp 16.260 per USD

15 hari lalu

Rupiah Loyo dalam Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rp 16.260 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 81 poin ke level Rp 16.260 per dolar AS dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Meski Fluktuatif, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Kembali Menguat di Hadapan Dolar AS

15 hari lalu

Meski Fluktuatif, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Kembali Menguat di Hadapan Dolar AS

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.200

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah, Wamenkeu: Fundamental Ekonomi Kita Masih Kuat

16 hari lalu

Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah, Wamenkeu: Fundamental Ekonomi Kita Masih Kuat

Sempat ditutup menguat, nilai tukar rupiah dibuka melemah Jumat, namun Wamenkeu menjamin fundamental ekonomi kita masih kuat.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Apa Dampaknya?

17 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Apa Dampaknya?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah dan telah menembus Rp16 ribu. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran di kalangan usaha.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

21 hari lalu

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

Pemerintah, khususnya BI, Kementerian Keuangan dan OJK diminta untuk segera melakukan sejumlah langkah intervensi agar mencegah rupiah kian jeblok.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah saat Perdagangan Domestik Libur, Ini Kata Analis

21 hari lalu

Rupiah Melemah saat Perdagangan Domestik Libur, Ini Kata Analis

Analis memperkirakan kurs rupiah pada Selasa depan akan bergerak menyesuaikan dengan tren penguatan US$ secara global.

Baca Selengkapnya

Peluang The Fed Pertahankan Bunga, Nilai Tukar Rupiah Stagnan

23 Januari 2024

Peluang The Fed Pertahankan Bunga, Nilai Tukar Rupiah Stagnan

Nilai tukar rupiah ditutup stagnan di level Rp 15.637 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini, Apa Pemicunya?

18 Desember 2023

Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, memprediksi nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Berpotensi Melemah pada Perdagangan Besok, Apa Saja Pemicunya?

10 Desember 2023

Rupiah Berpotensi Melemah pada Perdagangan Besok, Apa Saja Pemicunya?

Memasuki awal pekan besok, Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, memprediksi rupiah akan melanjutkan pelemahannya.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Akhir Tahun Ini Berkisar 4,5-5,3 Persen

14 November 2023

Gubernur BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Akhir Tahun Ini Berkisar 4,5-5,3 Persen

Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada akhir tahun ini bakal berkisar 4,5-5,3 persen.

Baca Selengkapnya