Jaga Rupiah, Bank Indonesia Semakin Intensif Invervensi Pasar

Selasa, 4 September 2018 19:47 WIB

Petugas melayani penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi mendongkrak harga makanan dan minuman olahan usai Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan langkah stabilisasi itu antara lain dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing hingga membeli surat berharga negara di pasar sekunder.

Baca: Rupiah Anjlok, Ketua OJK Pastikan Kondisi Perbankan Aman

"Hari Jumat kami sampaikan Rp 4,2 triliun, lalu Rp 3 triliun kemarin, saya akan cek lagi hari ini berapa," ujar Perry di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 4 September 2018. Artinya, setidaknya BI telah menggelontorkan Rp 7,2 Triliun demi mempertahankan nilai tukar.

Perry menuturkan di tengah gempuran terhadap nilai tukar, BI akan semakin mengintensifkan tindakan intervensi itu. "Kami juga akan melakukan intervensi dalam jumlah besar di pasar valas."

Selain melakukan intervensi ganda, langkah stabilisasi yang dilakukan Bank Indonesia antar lain membuka swap dan terus berkoordinasi dengan pemerintah agar segera menurunkan defisit transaksi berjalan.

Advertising
Advertising

Pemerintah memang tengah melakukan sejumlah langkah guna memperkecil defisit neraca berjalan itu. "Contohnya untuk B20, kalau tahun ini bisa menurunkan impor US$ 2,2 miliar, tahun depan bisa mengurangi impor minyak US$ 6 miliar," kata Perry.

Belum lagi, pemerintah kini tengah mengupayakan ekspor crude palm oil alias CPO yang diprediksi bisa menurunkan defisit neraca berjalan US$ 9-10 miliar. Ditambah, pemerintah juga tengah menggenjot sektor pariwisata yang bisa menyumbang sekitar US$ 3 miliar.

"Itu kan besar, Dari dua itu saja sekitar US$ 12-13 miliar," kata Perry.

Apalagi, saat ini pemerintah juga tengah mempersiapkan beberapa kebijakan, misalnya soal Pajak Penghasilan impor hingga penundaan pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur. Dengan demikian defisit neraca berjalan, menurut Perry, akan semakin mengecil dan berimbas pada meredanya tekanan terhadap rupiah.

Perry mengakui masih ada ancaman tekanan terhadap rupiah dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serika, The Fed, sebanyak 2-3 kali lagi pada tahun depan. Namun, ia meyakini kenaikan itu tidak setinggi tahun ini.

"Kalau soal ketegangan perdagangan memang sulit untuk diprediksi," ujar Perry. "Semoga ada solusi dari ketegangan perdagangan, sehingga risiko di pasar keuangan global berkurang."

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

22 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya