Rudiantara Jelaskan Jack Ma Institute Perlu Dibangun di Indonesia
Reporter
Kartika Anggraeni
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 2 September 2018 14:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo pada, Sabtu, 1 September 2018 mengadakan pertemuan bersama pendiri Alibaba Group Jack Ma di Istana Bogor. Selain membahas pelaksanaan Asian Games 2022 yang bakal digelar di Hangzhou, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), pertemuan tersebut juga membahas terkait peta jalan e-commerce di Indonesia.
Baca juga: Kepada Jack Ma, Jokowi Harapkan Peningkatan Komitmen Alibaba
“Ada beberapa tadi yang mengemuka dalam pembahasan tersebut, yang pertama adalah masalah talent, sumber daya manusia (SDM),” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam situs resmi Kominfo, Sabtu, 1 September 2018.
Terkait sumber daya manusia, kata Rudiantara, harus bisa diperuntukkan untuk mengedukasi masyarakat. “Tadi kami usulkan juga untuk membuat semacam Jack Ma Institut di Indonesia untuk pengembangan sumber daya manusia,” ujarnya.
Rudiantara mengatakan talent-talent yang dibutuhkan bisa berasal dari Unicorn yang kadang justru mengambil dari Bangalore, India, dan luar negeri lainnya. Dia berharap sumber daya manusia Indonesia lah yang memenuhi pasar talent dalam negeri. Dalam perkembangannya, Rudiantara ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat pasar talent untuk negara-negara di regional.
“Talent ini menjadi isu nomor satu di dunia saking cepatnya pertumbuhan digital economy ini sumber daya manusia yang belum bisa mengejar,” ujar Rudiantara.
Hal kedua yang dibahas dengan Jack Ma yaitu bagaimana memanfaatkan platform yang ada untuk meningkatkan ekspor ke Tiongkok. Rudiantara mengatakan pembahasan secara rinci terkait hal tersebut baru akan dibahas siang ini bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Baca juga:
Jack Ma Sukses Dirikan Alibaba, Tilik 5 Kata-kata Inspiratifnya
Jadi Pengusaha Sukses, Simak Gaya Jack Ma Perlakukan Karyawannya
“Karena bagi Jack Ma bisnis bukan sebagai nomor satu lagi tapi, bagaimana kita memanfaatkan pemikiran pemikiran Jack Ma sebagai guru dan beliau sebagai investor dengan steering committee kebutuhan talent,” ujar dia.