Perbaiki Defisit Transaksi Berjalan, BI: Pariwisata jadi Andalan

Selasa, 28 Agustus 2018 18:08 WIB

Wisatawan beraktivitas di dalam Gua Rangko, Nusa Tenggara Timur, 1 Mei 2017. Hingga kini reptil yang menghuni habitatnya itu menjadi ikon pariwisata, bahkan tahun 2010 Taman Nasional Komodo masuk dalam jajaran tujuh keajaiban alam dunia (New Seven Wonders of Nature). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sektor pariwisata disebut-sebut sebagai andalan untuk mendongkrak penerimaan devisa. Di tengah himpitan gejolak perekonomian global dan gejolak nilai tukar rupiah, sektor pariwisata diharapkan dapat mendorong peningkatan suplai devisa yang lebih stabil.

Baca: Sektor Pariwisata Merugi Hingga Rp 1 Triliun Akibat Gempa Lombok

Pasalnya, investasi atau aliran modal portofolio di pasar keuangan dan pasar modal cenderung lebih rentan. “Kami harus inisiatif, selain potensi peningkatan ekspor, pariwisata juga sangat potensial, dan pada akhirnya dapat memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan (CAD),” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Aida Budiman, di Yogyakarta, 28 Agustus 2018.

Aida menuturkan tahun lalu, devisa dari sektor pariwisata mencapai US$ 14 miliar. Tahun ini, pemerintah dan bank sentral menargetkan nilainya bisa tumbuh hingga US$ 20 miliar. Dia mengatakan negara-negara tetangga yang memiliki surplus CAD, utamanya mengandalkan sektor pariwisata.

Baca: IMF-World Bank Summit, Dana Infrastruktur Wisata Akan Ditambah

Advertising
Advertising

“Sebagai contoh Thailand, current account balance mereka tahun lalu US$ 48,1 miliar atau 10,57 persen dari produk domestik bruto (PDB), sedangkan kita US$ 17,53 miliar atau 1,7 persen dari PDB, begitu perbandingan selisihnya,” ucapnya.

Sehingga, dalam waktu dekat yang menjadi fokus pemerintah adalah meningkatkan daya saing pariwisata, agar dampaknya bisa berkelanjutan terhadap perekonomian. Pengembangan sektor pariwisata di sisi lain diharapkan juga dapat berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja, hingga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat. “Sektor pariwisata kita nggak kekurangan, ada banyak hal yang bisa kita jual,” kata Aida.

Berita terkait

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

21 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya