Di Balik Ekspor 25 Juta Ton Batu Bara Tanpa DMO

Kamis, 16 Agustus 2018 10:40 WIB

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar (dua dari kiri) dalam acara dalam acara Gas Indonesia Summit & Exhibition di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Agustus 2018. TEMPO/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan akhirnya menyetujui tambahan ekspor batu bara sebanyak 25 juta ton tanpa pengenaan Domestic Market Obligation atau DMO. Ini adalah kebijakan dari pemerintah yang mewajibkan industri batu bara menjual 25 persen dari produksinya untuk kepentingan dalam negeri.

BACA: Menteri ESDM Restui Ekspor 25 Juta Ton Batu Bara Tanpa DMO

Kebijakan ini tetap terjadi di tengah gelombang protes sejumlah koalisi lingkungan hidup mengenai bahaya eksploitasi batu bara gila-gilaan jika kewajiban ini hilang. Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar hanya menjawab singkat. "Arahan Bapak Presiden adalah menaikkan ekspor," katanya di The Westin, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Agustus 2018.

Arcandra mengatakan angka 25 juta ton ekspor ini diambil berdasarkan nilai yang telah diajukan oleh industri. Ia yakin realisasinya tidak akan bisa berlangsung cepat lantaran industri membutuhkan alat dan sejumlah peralatan pendukung lain. "Untuk itu, saya tetap lihat dulu 25 juta ini," ujarnya.

Adapun keputusan ekspor tambahan ini merupakan upaya penghematan pemerintah sekaligus penguatan cadangan devisa di tengah nilai tukar rupiah yang terus terpuruk. Dengan relaksasi kebijakan ini, pemerintah memprediksi akan memdulung penghematan devisa hingga US$ 1,4 miliar atau setara Rp 20,4 triliun.

Advertising
Advertising

BACA: Produksi Batu Bara Berisiko Membengkak Hingga 500 Juta Ton

Namun, jauh-jauh hari, koalisi seperti Publish What You Pay atau PWYP dan Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi telah mendesak pemerintah konsisten dengan aturan mereka sendiri mengenai DMO. Alasannya sederhana, tata kelola industri batu bara yang masih buruk hingga insentif berlebihan yang sudah dinikmati pengusaha batu bara selama ini. "Pengendalian produksi dibutuhkan untuk meningkatkan emisi gas rumah kaca," ujar peneliti PWYP, Rizky Ananda, 1 Agustus 2018.

Memang pembebasan DMO hanya dilakukan pada tambahan 25 juta ton ekspor, bukan keseluruhan ekspor. Tapi toh bukan hanya masyarakat yang memprotes penghapusan DMO ini. Perusahaan pelat merah, seperti PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN, pun ikut bersuara. Menurut Direktur Utama PLN Sofyan Basir, perusahaannya bisa rugi hingga Rp 30 triliun jika DMO dicoret. "Harus subsidi besar-besaran," katanya, 31 Juli 2018.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Roeslani mengatakan relaksasi ekspor batu bara memang dipilih pemerintah untuk memperkuat cadangan devisa karena infrastrukturnya yang telah siap. Dengan begitu, tak butuh waktu lama bagi industri untuk melaksanakan tambahan 25 juta ton ekspor ini.

Ia mengklaim keputusan tersebut tidak diambil seorang diri oleh Arcandra, tapi juga telah melibatkan kementerian lain, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, tambahan ekspor ini hanya diperoleh dari lahan tambang yang sudah ada, bukan membuka lahan baru. "Jadi kami pastikan sekali tidak ada itu (eksploitasi besar-besaran)," kata Rosan.

Baca berita tentang batu bara lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

10 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

11 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

14 jam lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

4 hari lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

5 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

5 hari lalu

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

Usai Harvey Moeis, Kejagung kembali menetapkan lima tersangka kasus tindak pidana korupsi PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya