Jokowi Pilih Ma'ruf Amin, Luhut: Kita Gak Lagi Banyak Bicara PKI
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 13 Agustus 2018 17:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyambut baik dipinangnya Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin menjadi calon wakil presiden untuk calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, dengan begitu ke depannya apabila terpilih pemerintah bisa berfokus pada pekerjaannya.
Baca: Jokowi Sebut Ma'ruf Amin Berpengetahuan Luas di Bidang Ekonomi
Yang dimaksud dengan pemerintah bisa berfokus dalam bekerja misalnya di bidang ekonomi, infrastruktur, hingga kemiskinan. "Selama ini kita sibuk mengurusi masalah penistaan lah, masalah itu lah, capek, kami ingin fokus pada pekerjaan," ujar Luhut di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 13 Agustus 2018.
Luhut berharap dengan bergabungnya Ma'ruf Amin, isu-isu yang kerap menerpa Jokowi bisa berkurang. "Jadi kita enggak terlalu banyak bicara PKI (Partai Komunis Indonesia) lah tidak jelas, kadang saya sakit gigi dengarnya."
Baca: Jokowi Pilih Maruf Amin jadi Cawapres, Ekonom: Ada Plus Minusnya
Isu PKI memang kerap menghadiri Presiden Jokowi. Tak jarang, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mesti melakukan klarifikasi atas isu-isu tersebut.
"Jadi kita bisa dapat wakil presiden Maruf Amin pada April nanti, kita enggak usah bicara yang begitu lagi, enggak bicara perbedaan lagi," ujar Luhut. "Jadi kita bisa fokus pada pembangunan ekonomi dan karakter."
Saat dipilih menjadi cawapres Jokowi, Ma'ruf tengah memegang dua jabatan penting. Ia adalah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020 dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2020.
Sebelunya, ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan Ma'ruf Amin akan mendukung solidnya koalisi Jokowi. "Sehingga dapat meningkatkan peluang Pak Jokowi untuk melanjutkan masa jabatannnya menjadi dua periode," katanya saat dihubungi, Kamis, 9 Agustus 2018.
Hal tersebut, kata Josua, mengindikasikan bahwa kebijakan perekonomian diperkirakan cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Ia juga menyampaikan harapan pelaku pasar soal hal tersebut.
Sementara itu, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan terpilihnya Ma'ruf Amin yang berasal dari MUI dan NU mampu menciptakan stabilitas. "Karena isu SARA bisa diredam," kata Bhima.
Namun, menurut Bhima, pelaku pasar awalnya berharap sosok pendamping Jokowi berasal dari tokoh yang berpengalaman di bidang ekonomi, birokrat, akademisi atau pengusaha. Karena menurut Bhima permasalahan ekonomi saat ini tidak kalah urgent dengan persoalan identitas dan kebhinekaan.
HENDARTYO