Ekonom Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Kuartal III di Kisaran 2,6 - 3,1 Persen

Minggu, 12 Agustus 2018 20:50 WIB

Kuartal III, Defisit Transaksi Berjalan Membaik

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi defisit transaksi berjalan kuartal III akan melebar menjadi kisaran 2,6 - 3,1 persen. "Defisit transaksi berjalan berpotensi melebar di kuartal III dan IV," kata Bhima saat dihubungi Minggu, 12 Juli 2018.

BACA: BI: Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 4,3 Miliar

Bhima menilai hal tersebut diakibatkan naiknya biaya kebutuhan impor, pembayaran utang jatuh tempo, dan realisasi proyek infrastruktur yang menyedot bahan baku impor. Menurut dia jenis impor biayanya naik yaitu bahan baku, barang modal, dan barang konsumsi.

"Sampai semester I 2018 impor bahan baku naik 21,5 persen yoy, barang modal 31,8 persen, barang konsumsi naik 21,6 persen. Impor migas juga naik cukup signifikan 20,8 persen," ujar Bhima.

Bhima mengatakan penyebab kenaikan karena pelemahan kurs rupiah membuat barang impor yang dibayar dengan valas menjadi lebih mahal. Biaya logistik juga naik karena 90 persen impor pakai kapal asing yang dibayar dengan dolar.

Bhima mengatakan harga beberapa komoditas seperti minyak mentah dan batubara juga meningkat.

BACA: BI: Kenaikan Defisit Neraca Transaksi Berjalan Naik 3 Persen PDB

Pada 10 Agustus 2018 Bank Indonesia mencatat adanya kenaikan defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan II 2018. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Yati Kurniati mengatakan defisit pada triwulan II 2018 meningkat sebesar US$ 8 miliar atau 3 persen dari PDB.

Yati mengatakan kenaikan 3 persen tersebut jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 5,7 miliar atau 2,2 persen PDB.

"Peningkatan defisit transaksi berjalan dipengaruhi penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah kenaikan defisit neraca perdagangan migas," kata Yati di Bank Indonesia.

Selain itu, Yati juga menjelaskan penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh adanya kenaikan impor bahan baku dan barang modal. Hal itu sebagai dampak dari kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat ditengah ekspor nonmigas yang turun.

Sementara itu, ia menuturkan peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi naiknya impor migas seiring kenaikan harga minyak global dan permintaan yang lebih tinggi saat lebaran dan libur sekolah.

KARTIKA ANGGRAENI

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

8 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

11 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

17 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

39 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

39 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

39 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

40 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

40 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

52 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya