OJK: Perusahaan Efek Daerah Bisa Cegah Investasi Bodong

Sabtu, 11 Agustus 2018 05:00 WIB

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso memberikan sambutan dalam acara launching Peraturan OJK tentang Obligasi Daerah, Green Bond, dan E-Registration di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Jumat, 29 Desember 2017. TEMPO/Andita Rahma.

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menguji publik peraturan tentang Perizinan Perusahaan Efek Daerah. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Djustini Septiana mengatakan otoritas menargetkan peraturan itu bisa selesai tahun ini. "Kami ingin selesaikan tahun ini," kata dia di acara hari jadi Pasar Modal ke-41, Jakarta, Jumat 10 Agustus 2018.

Baca juga: 2018, OJK Targetkan 160 Fintech P2P Kantongi Izin

Sepanjang Agustus ini, lanjut Djustini, otoritas akan menerima segala masukan dari masyarakat tentang rancangan peraturan. Sementara dari sisi teknis pelaksanaan, seperti infrastruktur, OJK menyerahkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). "Saat ini bursa sedang menyiapkan infrastrukturnya," ucapnya. Infrastruktur yang tengah disiapkan bursa ialah mendirikan perusahaan teknologi informasi.

Pengembangan perusahaan efek daerah merupakan salah satu program strategis OJK dan BEI. Otoritas ingin keberadaan perusahaan efek daerah bisa mengakselerasi jumlah investor. Dalam draft yang dipublikasikan OJK nantinya perusahaan efek hanya boleh dimiliki oleh investor atau orang Indonesia, baik berbentuk perseorangan atau badan hukum. Selain itu, perusahaan efek daerah juga wajib bermitra dengan anggota bursa saat melakukan transaksi ke pasar modal.

Advertising
Advertising

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia Octavianus Budianto menilai tantangan bagi otoritas dalam mengembangkan perusahaan efek daerah ialah literasi bagi masyarakat. Menurut dia, bursa harus lebih giat lagi melakukan sosialisasi mengenai pasar modal.

Octavianus yang menjabat Direktur Utama PT Kresna Sekuritas menyatakan dari sisi anggota bursa pengembangan perusahaan efek daerah akan membantu daya jangkau sekuritas yang selama ini hanya ada di Jakarta. Namun Octavianus menilai keberadaan perusahaan efek daerah belum tentu akan mendongkrak jumlah investor. "Setidaknya bisa jadi akses bagi kami menjangkau calon investor di daerah," kata dia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menjelaskan pengembangan perusahaan efek daerah tidak semata-mata mengejar jumlah investor. Menurut dia, otoritas ingin perusahaan efek bisa mencegah terjadinya investasi bodong. Pasalnya, ucap Hoesen, sebagian besar investasi bodong terjadi di daerah. "Selama tujuh tahun investasi bodong telah rugikan masyarakat sebesar Rp 100 triliun," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Hoesen, OJK perlu memberikan alternatif investasi yang legal kepada masyarakat, salah satunya dengan mengembangkan perusahaan efek daerah. Tak hanya menjalankan fungsi intermediaries (perantara pemasaran), sebut dia, keberadaan perusahaan efek daerah juga bisa membantu memasarkan produk yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan daerah. "Kami sudah mengatur tentang obligasi daerah, jadi bisa juga dibantu pemasarannya," ucapnya.

Simak: Tip dari OJK Agar Tak Terjebak Fintech Bodong

Obligasi daerah merupakan terobosan yang dilakukan otoritas untuk membantu pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di daerah. Ada tiga provinsi yang menjadi percontohan penerbitan obligasi daerah, yaitu provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Berita terkait

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

4 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

18 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

22 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

1 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

1 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

2 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya