Bank Bukopin Bidik Pengembangan Usaha Mikro di Selatan Yogyakarta

Sabtu, 4 Agustus 2018 14:01 WIB

Beragam aktivitas diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-48 Bank Bukopin, mulai dari syukuran, doa bersama hingga Bukopin Makassar Marathon. Tak kalah menarik, Bank Bukopin juga menggelar Festival Kuliner di halaman parkir kantor pusat, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018. (dok Bank Bukopin)

TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Bank Bukopin Tbk cabang Yogyakarta membidik pengembangan pelaku usaha mikro di pesisir pantai selatan Yogyakarta yang kini tengah menyambut pembangunan bandara baru di Kulon Progo, Yogyakarta. Dalam upaya ini, Bukopin menggandeng mitra lamanya sejak 1998 yang berfokus pada unit kegiatan simpan-pinjam, Swamitra.

BACA: Kuartal I 2018, Laba Bersih PT Bank Bukopin Naik Menjadi Rp 126,7 M

"Bukopin mengandalkan unit Swamitra untuk meraih nasabah di sektor menengah ke bawah untuk pengembangan segmen itu," ujar Pimpinan Cabang Bank Bukopin Yogyakarta Ida Made Mahardika di sela launching event safety riding bersama perwakilan pengurus Swamitra DIY di Yogyakarta, Sabtu, 4 Agustus 2018.

Swamitra menyasar sektor informal yang selama ini kurang bankable atau susah mengakses permodalan. Di mana umumnya administrasinya belum rapi, juga yang perizinan usahanya belum tertata baik.

Bukopin melalui Swamitra saat ini telah berhasil menjalin kerja sama dengan tiga kelompok koperasi di wilayah pesisir pantai selatan, seperti Mina Kulonprogo, Mina Bantul, dan Insan Samudera Gunungkidul.

Advertising
Advertising

Di seluruh wilayah DIY ada 25 unit usaha Swamitra yang ditangani oleh 17 lembaga koperasi, di mana seluruhnya terkoneksi dengan Bukopin.

BACA: Bank Bukopin Bagi Dividen 30 Persen dari Total Laba

Sedangkan khusus untuk Kabupaten Kulonprogo sendiri, telah beroperasi empat unit koperasi simpan-pinjam Swamitra, yakni Swamitra Wates, Kulonprogo, Nanggulan, dan Purworejo. Di wilayah pesisir Kulonprogo atau area sekitar lokasi bandara baru setidaknya ada 250 debitur dari kalangan nelayan-petani yang menjadi anggota koperasi.

Coordinator Account Officer Swamitra Bukopin Yunita Ernasari menuturkan pihaknya membidik masyarakat Kulonprogo khususnya dari wilayah pesisir agar dapat merintis usaha dari nol maupun mengembangkan usahanya dengan bantuan Swamitra. "Jadi ketika bandara baru jadi, angka pengangguran juga berkurang dengan pertumbuhan sektor ekonomi mikro," ujarnya.

Yunita menuturkan, untuk Swamitra sendiri, kucuran modal yang diberikan Bukopin senilai Rp 10 miliar setiap tahun. Modal itu diputar untuk membiayai 17 koperasi penggerak Swamitra, di mana tiap koperasi memiliki 100-400 anggota.

Adapun plafon kredit yang dikucurkan Swamitra untuk anggota baru Rp 1-50 juta. Sedangkan untuk debitur lama, angka pinjaman bisa mencapai Rp 150 juta.

Yunita menuturkan melalui Swamitra, Bukopin hendak memecahkan persoalan klasik, yakni tentang susahnya sektor informal mengakses perbankan. Dan lewat Swamitra, sektor usaha mikro bisa mendapatkan pinjaman lebih cepat dan tak berbelit.

"Jika perbankan lain biasanya dari pengajuan sampai dropping pinjaman butuh 14-30 hari, lewat Swamitra ini maksimal 2 hari semua proses selesai untuk debitur yang sudah eksis dan 5 hari untuk debitur baru," ujar Yunita dari Bank Bukopin.

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

59 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Baca Selengkapnya

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.

Baca Selengkapnya

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar

Baca Selengkapnya

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.

Baca Selengkapnya