Dua Hal Ini Sumbang Kerugian Garuda Indonesia

Selasa, 31 Juli 2018 06:40 WIB

Pesawat Boeing 747-400 milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang berhenti beroperasi, di Cengkareng, Banten, 9 Oktober 2017. Pesawat ini telah dioperasikan sejak 23 tahun lalu. Tempo/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk lagi-lagi mencatatkan kerugian sebesar US$ 114 juta atau sekitar Rp 1,65 triliun pada Semester I 2018. Nilai tukar rupiah yang terus melemah dan kenaikan harga avtur menjadi salah satu penyebab besar dari kerugian ini.

Baca: Garuda Indonesia Buka Lowongan Awak Kabin Hingga Kapten Pilot

"Beban fuel yang meningkat sangat signifikan juga sangat berpengaruh," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury dalam konferensi pers di Kantor Garuda Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 30 Juli 2018. "Tapi sejauh mana, kami enggak bisa sampaikan."

Baca: Garuda Indonesia Ingin Buka 3 Rute Baru dari Kupang

Kenaikan nilai tukar rupiah yang dalam seminggu terakhir sempat mencapai Rp 14.500 per dollar Amerika Serikat otomatis melambungkan harga avtur. Dari situs Pertamina Aviation, harganya saat ini dibanderol sebesar Rp 8.740 per liter di Bandara Soekarno-Hatta, Tengerang atau naik tipis dari Februari 2018 yang masih di harga Rp 8.300 per liter.

Advertising
Advertising

Sebelumnya dalam konferensi pers hari ini, Garuda Indonesia diketahui kembali merugi. Namun, kerugian pada Semester I 2018 ini sudah membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yang mencapai US$ 284 juta atau sekitar Rp 4,11 triliun. "Perseroan berhasil menekan kerugian hingga 60 persen," kata Pahala.

Menurut Pahala, kerugian ini bisa ditekan karena Garuda bisa mencatatkan pertumbuhan sebesar US$ 1,9 miliar atau sekitar 5,9 persen pada pendapatan operasional. Sementara pengeluaran operasional bisa dipertahankan sehingga hanya tumbuh tipis sebesar 0,3 persen atau senilai US$ 2,1 miliar.

Tapi, biaya untuk bahan bakar masih menjadi komponen yang cukup tinggi yaitu sebesar US$ 639,7 juta atau naik 12 persen year-on-year/yoy. Nilai mencapai 30 persen dari seluruh pengeluaran atau naik dari tahun sebelumnya yang baru mencapai US$ 572 juta atau 27 persen.

Pahala mengatakan, kenaikan harga avtur akibat pelemahan rupiah ini menjadi berpengaruh karena 65 persen dari bisnis perusahaan masih terpusat di dalam negeri. Tapi dengan membaiknya kinerja perusahaan, kata Pahala, Garuda Indonesia akan mencoba menutupinya dengan menurunkan sejumlah biaya untuk pengeluaran lain.

Berita terkait

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

3 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

4 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

4 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

5 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

5 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

9 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

9 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

9 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

10 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya