APBN 2018 Bakal Terbebani Belanja Tahun Politik, Ini Sebabnya

Selasa, 24 Juli 2018 14:44 WIB

Subsidi Tetap BBM Mulai Januari 2015

TEMPO.CO, Jakarta - Prognosis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2018 semester kedua diperkirakan bakal terbebani tahun politik. Pasalnya, belanja yang langsung diterima masyarakat seperti subsidi dan bantuan sosial (bansos) menjadi prioritas yang memberatkan.

Baca: Alasan Bappenas Usulkan Revisi Rasio Gini di RAPBN 2019

Ekonom Institute of Development for Economics and Finance (Indef) Reza Hafiz mengungkapkan anggaran subsidi yang membengkak tetap menjadi prioritas anggaran. "Saya melihat ini tahun politik, pasti postur akan dijaga sedemikian rupa sehingga belanja-belanja yang langsung mengena di masyarakat seperti subsidi dan bansos ini akan diprioritaskan," ujarnya, Senin, 23 Juli 2018. "Konsekuensinya bakal ada efisiensi di pos lain dan jangan sampai yang kena efisiensi belanja modal."

Reza menjelaskan, subsidi memang tidak terlepas dari faktor harga minyak dan kurs rupiah. Saat ini, harga minyak dan kurs sudah melewati jauh dari asumsi APBN 2018, sehingga dampaknya harga BBM bersubsidi seperti solar dan tanggungan subsidi akan naik.

Baca: Jokowi Minta RAPBN 2019 Sehat dan Realistis

Advertising
Advertising

Selain faktor eksternal, kata Reza, ada faktor internal yang dinilai perlu dikoreksi yaitu produksi dan lifting minyak yang selalu tidak mencapai target. "Coba kalau produksi dan lifting bisa maksimal, sehingga tidak butuh impor minyak sehingga tidak terpengaruh kurs. Setidaknya untuk solar saja yang masih disubsidi," tuturnya.

Selain itu, Reza memandang bahan bakar minyak (BBM) jenis premium memang perlu disubsidi tetapi dengan produksi yang terbatas dan dikhususkan untuk daerah luar Jawa. Hasilnya, pemerintah dan PT Pertamina (Persero) tidak kelimpungan saat harga minyak dunia naik dan terjadi depresiasi kurs.

Dalam proyeksinya, Reza memperkirakan, pemerintah pasti bakal meningkatkan efisiensi anggaran belanja. Jika penerimaan pada akhir tahun tidak sesuai ekspektasi, maka konsekuensinya sumbangan belanja ke pertumbuhan ekonomi akan turun.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menyampaikan belanja non Kementerian/Lembaga akan lebih tinggi dari pagunya, mencapai Rp 640,2 triliun. Hal ini disebabkan belanja subsidi semester kedua tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp 154,2 triliun, sehingga realisasi sepanjang tahun menyentuh Rp 228,1 triliun.

Proyeksi peningkatan subsidi ini terjadi karena adanya pembengkakan subsidi energi pada semester kedua tahun 2018 yang mencapai Rp 103,9 triliun. Sedangkan pagu APBN 2018 untuk subsidi energi hanya Rp 94,5 triliun.

Nilai tersebut belum ditambah realisasi semester satu tahun 2018 yang mencapai Rp 59,5 triliun. Artinya, terjadi pembengkakan sebesar Rp 68,97 triliun dari pagu anggaran subsidi energi di APBN 2018.

BISNIS

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

9 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

9 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

9 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya