TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Suherman mengatakan perseroan meraih laba bersih sebesar Rp 2,58 Triliun.
Baca: Genjot Likuiditas Saham, Bukit Asam Lakukan Stock Split
"Laba bersih perseroan semester I 2018 tercatat sebesar Rp 2,58 Triliun atau 49 persen dari semester I 2017 yang hanya sebesar Rp 1,72 Triliun," kata Suherman dalam keterangan tertulis, Senin, 23 Juli 2018.
Menurut Suherman dengan begitu laba per lembar saham PT Bukit Asam Tbk meningkat dari Rp 164 pada semester I 2017 menjadi sebesar Rp 244 pada semester I 2018. Dengan rasio profitabilitas, yaitu Gross Profit Margin (GPM) 42 persen pada semester I 2018, sedangkan pada semester I 2017 sebesar 37 persen.
Operating Profit Margin (OPM) tercatat 33 persen pada semester I 2018, sedangkan sedangkan 28 persen pada periode yang sama tahun lalu. Net Profit Margin (NPM) semester I 2018 tercatat 24 persen.
Suherman mengatakan total aset terbukukan Rp 20,63 triliun dengan total kewajiban Rp 7,68 triliun. Perseroan membukukan aset per 30 Juni 2018 sebesar Rp 20,63 Triliun, dengan komposisi terbesar pada aset tetap 29 persen, kas dan setara kas 22 persen serta piutang usaha 17 persen.
"Apabila dibandingkan dengan per 31 Desember 2017, peningkatan signifikan terjadi pada kas dan setara kas yaitu sebesar 28 persen atau Rp 1 triliun," kata Suherman.
Sedangkan untuk komposisi liabilitas per 30 Juni 2018 sekitar 50 persen merupakan liabilitas jangka pendek yang menunjukkan penurunan signifikan, yaitu sebesar Rp 658 Miliar atau 15 persen dibandingkan per 31 Desember 2017.
Lebih lanjut Suherman mengatakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp 4,45 triliun dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 3,32 Triliun. Arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan peningkatan tajam dibandingkan semester I 2017.
"Peningkatan tersebut dipicu oleh penerimaan dari pelanggan yang naik sebesar Rp 4,19 Triliun atau 57 persen," ujar Suherman.
Suherman mengatakan untuk arus kas dari aktivitas pendanaan semester I 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp 1,53 Triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya pembayaran dividen
PT Bukit Asam kepada para pemegang saham sebesar Rp 3,36 triliun.