AS Kaji Impor Produk Indonesia, Darmin: Kita Enggak Bisa Protes

Sabtu, 14 Juli 2018 14:01 WIB

Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Darmin Nasution, saat memberikan paparan materi di acara Digital Economic Briefing 2017 yang digelar oleh Tempo Media Group di Gedung Indosat Ooredoo Pusat, Jakarta, 16 November 2017. TEMPO/Andi Aryadi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan sistem preferensi umum (generalized system of preference/GSP) yang diberikan oleh Amerika Serikat terhadap produk-produk Indonesia bukan merupakan perjanjian internasional. Sehingga, pemerintah AS sejatinya bebas untuk menentukan kapanpun melakukan evaluasi, termasuk untuk melanjutkan atau mencabut fasilitas itu.

"Kalau dia bilang, 'aku mau evaluasi tiga negara, Indonesia, India, dan Kazakhstan', Kita enggak bisa protes," ujar Darmin di kantornya, jakarta, Jumat mala, 13 Juli 2018. GSP merupakan kebijakan memberikan keringanan bea masuk terhadap impor barang-barang tertentu dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Darmin mengatakan fasilitas keringanan bea masuk itu diberikan sejak 40 tahun lalu oleh pemerintah AS kepada Indonesia terhadap sejumlah produk tanah air. Seiring dengan kebijakan normalisasi neraca perdagangan di era Presiden AS Donald Trump, fasilitas itu ditinjau kembali.

Baca juga: Darmin: Neraca Pembayaran Defisit, Penyakit dari 30 Tahun Lalu

Bekas Gubernur bank Indonesia itu enggan mengomentari ihwal rencana evaluasi kebijakan dagang AS itu. "Kamu jangan persoalkan wajar atau tidak, saya sudah bilang ini fasilitas mereka. Sekarang dia bilang mau evaluasi, anda enggak bisa bilang ini saat yang tepat enggak."

Advertising
Advertising

Yang pasti, kata Darmin, pemerintah tengah mengupayakan agar fasilitas keringanan bea masuk itu tidak dicabut oleh AS. Sejumlah penawaran tengah dirumuskan guna mempertahankan fasilitas itu. Sehingga bea masuk sejumlah komoditas ke AS bisa tetap nol persen.

"Kami telah melakukan pembahasan untuk merumuskan penawaran dari kita apa," ujar Darmin

Sebab, dalam mengevaluasi GSP, kata dia, AS memiliki sejumlah daftar, antara lain mengenai asuransi, gerbang pembayaran nasional, data processing center, intellectual property right, hingga soal pertanian. "Menurut mereka, kok dihambat-hambat di Indonesia, ini itu."

Meski telah memiliki kesimpulan, Darmin tidak mau mengungkap apa saja yang akan ditawarkan dalam diskusi bersama AS. Penawaran itu akan langsung disampaikan ke negara yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump itu.

"Karena, kalau di sana dibilang enggak mau, repot lagi kita. Lebih baik jangan diceritakan-ceritakan dulu," kata Darmin. Penawaran itu akan dikirimkan pada 17 Juli mendatang, dan dibahas pada 23 Juli.

Berita terkait

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

6 Desember 2023

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

Sri Mulyani mengatakan telah terjadi perubahan cara pandang dalam memandang proses hubungan internasional, perdagangan.

Baca Selengkapnya

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

25 Juni 2023

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

Perdana Menteri Australia segera bertolak ke Cina untuk membahas hubungan bilateral kedua negara.

Baca Selengkapnya

Bahlil Paparkan 4 Goncangan Global Ancam Perekonomian Indonesia Sejak 2018

5 Oktober 2022

Bahlil Paparkan 4 Goncangan Global Ancam Perekonomian Indonesia Sejak 2018

Menteri Bahlil menyatakan sedikitnya ada empat goncangan global yang mengancam perekonomian Indonesia terjadi dalam kurun 2018 hingga 2022.

Baca Selengkapnya

Sebut Kondisi Global Sangat Gelap, Bahlil Uraikan Banyaknya Fakta Ketidakpastian

4 Oktober 2022

Sebut Kondisi Global Sangat Gelap, Bahlil Uraikan Banyaknya Fakta Ketidakpastian

Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kondisi global saat ini sangat gelap.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Uni Eropa Sepakat Akhiri Perang Tarif Baja Era Donald Trump

31 Oktober 2021

Amerika Serikat dan Uni Eropa Sepakat Akhiri Perang Tarif Baja Era Donald Trump

Amerika Serikat dan Uni Eropa sepakat untuk mengakhiri perang tarif untuk baja dan aluminium AS yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Ajakan Bertemu Tatap Muka Ditolak Xi Jingping? Ini Kata Joe Biden

15 September 2021

Ajakan Bertemu Tatap Muka Ditolak Xi Jingping? Ini Kata Joe Biden

Presiden Joe Biden membantah bahwa tawarannya untuk bertemu tatap muka telah ditolak pemimpin Cina, Xi Jinping.

Baca Selengkapnya

Rencana 6G Huawei Dirilis 2030, Kecepatan 50 Kali Lipat 5G

16 April 2021

Rencana 6G Huawei Dirilis 2030, Kecepatan 50 Kali Lipat 5G

Menunjukkan kemajuan yang telah dibuat Huawei, bahkan saat perusahaan itu di puncak pembatasan ketat oleh Amerika Serikat dan beberapa sekutunya.

Baca Selengkapnya

Boeing Minta Urusan HAM dan Sengketa Dagang Tak Dicampur

1 April 2021

Boeing Minta Urusan HAM dan Sengketa Dagang Tak Dicampur

Boeing meminta agar ada pemisahan antara permasalahan HAM dengan sengketa dagang sehingga tidak ada kesempatan bagi kompetitor untuk ambil untung

Baca Selengkapnya

5 Hal Seputar Krisis Chip Dunia, Pandemi Bukan Satu-satunya Penyebab

22 Maret 2021

5 Hal Seputar Krisis Chip Dunia, Pandemi Bukan Satu-satunya Penyebab

Berikut 5 hal yang harus diketahui seputar kelangkaan suplai chip di dunia saat ini

Baca Selengkapnya

Perang Dagang Amerika Cina Belum Reda, Ini Kebijakan Mendag Lutfi

31 Januari 2021

Perang Dagang Amerika Cina Belum Reda, Ini Kebijakan Mendag Lutfi

Mendag Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia akan terus menjalin hubungan bilateral dengan Amerika Serikat dan Cina

Baca Selengkapnya