Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

Jumat, 13 Juli 2018 14:03 WIB

Seorang anak menemani ayahnya membuat alat musik biola dari kayu jati Belanda di Toriyo, Sukoharjo, Jawa Tengah, 20 November 2015. Dalam sebulan rumah industri biola tersebut mampu membuat sekitar 1.000 biola dengan harga 300 ribu hingga 1,5 juta rupiah. Biola-biola tersebut selain laku di dalam negeri, banyak juga pembeli dari luar negeri seperti Brunei, Thailand, dan Singapura. TEMPO/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bakal memberi insentif untuk para pelaku industri kecil dan menengah di bidang kayu dan furnitur. Insentif tersebut diharapkan bisa memperkuat sektor industri dalam negeri.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berujar salah satu insentif yang akan diberikan salah satunya adalah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu atau SVLK. "Untuk IKM (Industri Kecil Menengah) akan kami beri semacam insentif, berupa subsidi yang sepenuhnya ditanggung pemerintah," ujar Airlangga selepas rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 13 Juni 2018.

Baca: Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Insentif juga akan diberikan untuk industri furnitur, yaitu berupa mempermudah impor sampel. Airlangga meminta agar impor sampel tidak melalui karantina. "Karena kan sampel itu kadang ada kulitnya, ada yang lain," ujar Airlangga. Harapannya, dengan kemudahan itu produksi maupun pembuatan prototipe bisa lebih cepat.

Dalam rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong itu pun Airlangga memaparkan strategi untuk menaikkan permintaan crumb rubber.

Advertising
Advertising

Caranya, kata Airlangga, adalah dengan mendorong crumb rubber sebagai campuran aspal. "Misalnya seperti di Bengkulu itu akan kami dorong," ujar dia. "Kami harapkan karet itu bisa dimanfaatkan."

Sebelumnya, pemerintah juga menyatakan akan ada peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, terutama dalam government procurement, yaitu pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sehingga, industri-industri nasional utilisasinya bisa ditingkatkan.

Strategi itu sebelumnya pernah disampaikan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo. Hanya saja, kala itu langkah tersebut belum dibicarakan secara mendetail.

Airlangga mengatakan langkah memperkuat industri itu dilakukan guna menangkal dampak perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Harapannya, kebijakan itu juga bisa memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah depresiasi rupiah.

Lebih lanjut, Airlangga menegaskan, pemerintah fokus memperkuat perekonomian dan industri nasional dengan menjaga kestabilan politik, pendidikan dan keamanan. "Kami akan memberi ketentraman kepada pelaku industri nasional agar iklim investasi bisa terus terjaga," tuturnya.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

7 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

8 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

10 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

18 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

23 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

28 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

32 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

38 hari lalu

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.

Baca Selengkapnya