Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan jadi Sentimen Positif Rupiah

Rabu, 27 Juni 2018 17:49 WIB

Utang Luar Negeri dalam Valas perusahaan yang memiliki sumber pendapatan dalam Rupiah akan menghadapi risiko nilai tukar.
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi yang membaik pada kuartal II 2018 diharapkan menjadi sentimen positif nilai tukar rupiah. Hal tersebut merespon Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II mendekati 5,2 persen.
"Pelemahan nilai tukar mata uang negara berkembang dipengaruhi oleh keluarnya dana asing mempertimbangkan growth rate differential dan interest rate differential," kata Josua saat dihubungi, Rabu, 27 Juni 2018.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp 14.163 pada penutupan Selasa, 26 Juni 2018. Angkat tersebut menunjukkan pelemahan 58 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.105 pada penutupan Senin, 25 Juni 2018.

Sedangkan pada 26 Juni 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.234 dan kurs beli Rp 14.092.

Baca: Tugas Berat Penjaga Rupiah

Pada 25 Juni, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi mendekati 5,2 persen pada kuartal II 2018. Prediksi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kuartal I yang sebesar 5,06 persen.

Sri Mulyani mengatakan prediksi pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh empat sektor yang meningkat dari kuartal I. Empat sektor tersebut, yaitu konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, dan belanja pemerintah.

Simak: Rupiah Melemah, Indef: Sebagian Besar karena Fundamental Ekonomi

"Kami harap untuk konsumsi di atas 5 persen dibanding kuartal pertama, yang hanya 4,95 persen," kata Sri Mulyani saat memaparkan APBN Kita di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 25 Juni 2018. "Kami harap pertumbuhan ekonomi mendekati 5,2 persen."

Josua mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi diharapkan dapat mengelola ekspektasi investor asing terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 5,4 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi diharapkan akan meningkatkan confidence pelaku pasar," ujar Josua.
Dengan begitu menurut Josua dapat menahan keluarnya dana asing dari pasar keuangan di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan normalisasi kebijakan moneter AS.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

19 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya