Ekspor Sawit Indonesia Tertekan karena Tinggi Tarif Impor India

Senin, 25 Juni 2018 14:22 WIB

Presiden Joko Widodo saat meninjau perkebunan kelapa sawit milik rakyat di Sumatera Utara

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik menyatakan sejumlah kebijakan Uni Eropa dan India mulai menekan ekspor sawit dan produk turunannya dari Indonesia. Tekanan terbesar berasal dari India setelah negara itu tarif impor yang tinggi terhadap sawit Indonesia.

"Ini karena bea masuk yang tinggi di India," kata kata Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 25 Mei 2018. "Tak hanya India, ekspor ke Spanyol, Belanda, dan Italia pun juga mulai berpengaruh.

Simak: Uni Eropa Tolak Sawit Indonesia

Setelah melalui sekian perundingan, negara-negara anggota Uni Eropa pada 14 Juni kemarin akhirnya menyetujui program pengurangan bertahap untuk sejumlah komponen pada biofuel, salah satunya sawit yang dianggap tidak linier dengan upaya pengendalian iklim. Program itu tertuang dalam Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa atau EU's Renewable Energy Directive (RED II).

Tak hanya itu, ekspor sawit ke India juga terganggu karena adanya tarif impor yang tinggi sebesar 7,5 sampai 15 persen. Sementara, tarif untuk produk turunan sebesar 15 sampai 25 persen. Tak sampai di situ, India masih berencana memperbesar tarif produk sawit dan turunannya, masing-masing hingga 45 persen dan 54 persen.

Advertising
Advertising

Baca: Bom Waktu Konflik Sawit

Dari data BPS, ekspor minyak nabati dari sawit dan produk turunannya dari Indonesia ke India terus turun sejak pertengahan tahun lalu. Jika pada Mei 2017 berada di angka US$ 482 juta, maka pada April dan Mei 2018 terus turun, masing-masing US$ 221 juta dan US$ 142 juta.

Sementara jika dilihat dari perbandingan akumulasi ekspor sawit pada Januari hingga Mei ke India, nilainya turun lebih dalam lagi hingga 41,6 persen. Jika pada Januari-Mei 2017 mencapai US$ 2,13 miliar, maka pada periode yang sama tahun ini hanya sanggup memperoleh nilai penjualan US$ 1,24 miliar.

Simak: Akrobat Lahan Raja Sawit

Penurunan ekspor ke India ini, juga terjadi saat sawit Indonesia masuk ke Uni Eropa yang otomatis mengikuti keputusan dalam RED II. Selama Januari-Mei 2018, ekspor sawit Indonesia ke beberapa negara Eropa turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor ke Belanda turun 21,5 persen, Spanyol turun 31,44 persen, dan Italia turun 24,79 persen.

Akibat segelintir penurunan ini, kinerja ekspor sawit dan produk turunan asal Indonesia terus memburuk. Secara akumulasi, nilai ekspor sawit sepanjang Januari hingga Mei 2018 juga turun hingga 15,66 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. Jika pada Januari-Mei 2017 mencapai US$ 9,92 miliar, maka tahun ini hanya US$ 8,37 miliar.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

10 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

13 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

1 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

2 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

2 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya