Di Balik Rencana BTN Pertahankan Suku Bunga Kredit

Jumat, 8 Juni 2018 16:07 WIB

Bank BTN merrilis aplikasi pembayaran Quick Respons Payment untuk merchant maupun nasabah untuk memudahkan transaksi.

TEMPO.CO, Bogor - Bank Tabungan Negara (BTN) belum berencana untuk menaikkan suku bunga kredit sampai saat ini. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan pihaknya masih terus memantau kondisi likuiditas dana di pasar.

"Kenapa kami ingin agak longgar, karena Bank Indonesia juga memberikan kelonggaran likuiditas secara bersamaan saat menaikkan suku bunga acuan," kata Maryono saat ditemui di sela-sela acara peresmian Jalan Tol Bogor Outer Ring Road atau Tol BORR seksi IIB di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis, 7 Juni 2018.

Simak: Bank Berhati-hati Turunkan Suku Bunga Kredit

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi menaikkan lagi BI 7 Days Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan. Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menaikkan sebesar 25 bps. "Kami memutuskan untuk menaikkan BI 7 days reverse repo rate menjadi 4,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Mei 2018.

Baca: OJK Minta Perbankan Tak Langsung Naikkan Bunga Kredit

Tak hanya BI, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ikut menaikkan tingkat bunga penjaminan atau LPS rate untuk cadangan rupiah di bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Masing-masing, saat ini berada di level 6 persen dan 8 persen. Tingkat bunga penjaminan ini berlaku sejak 6 Juni 2018 sampai 7 September 2018.

Meski begitu, kata Maryono, tidak tertutup kemungkinan BTN secara tiba-tiba akan ikut menaikkan suku bunga kredit. BTN, menurut dia, masih lagi-lagi masih memantau perkembangan likuiditas sehingga tidak bisa memutuskan bahwa tingkat suku bunga saat ini akan bertahan hingga akhir tahun.

Lihat: Jokowi Minta Bank Segera Turunkan Suku Bunga Kredit dan Deposito

Saat ini, suku bunga dasar kredit BTN untuk kredit perumahan rakyat atau KPR tercatat berada di angka 10,25 persen. Kemudian untuk kredit konsumsi non KPR sebesar 11,5 persen, kredit korporasi 11 persen, dan kredit ritel masing-masing 11,5 persen.

Pertimbangan lain, kata Maryono, yaitu adanya time lag antara suku bunga acuan BI dan bunga dana hingga ke kenaikan suku bunga kredit. Maryono memilih perkiraan time lag yang lebih panjang karena kebijakan pelonggaran likuiditas yang diberikan BI.

Simak: Suku Bunga Kredit Konsumsi Terendah dalam Enam Tahun

Terakhir, BTN beralasan kenaikan suku bunga kredit belum dibutuhkan demi menjaga angka pertumbuhan ekonomi. Terlebih, harga dan daya beli masyarakat pun juga harus ikut dijaga. "Kami ingin menjaga ini," ucap Maryono.

Berita terkait

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

16 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya