Gubernur BI Perry Warjiyo Blak-blakan Soal Pelemahan Rupiah

Rabu, 30 Mei 2018 12:08 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 14 Maret 2013. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia (BI) terus mengupayakan berbagai strategi untuk menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Di awal masa kepemimpinannya, Gubernur BI Perry Warjiyo bahkan mengagendakan rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan untuk merumuskan langkah strategis perkuatan rupiah, setelah sebelumnya menaikkan suku bunga acuan.

Apa yang menjadi rencana BI? Berikut ini petikan wawancara Perry Warjiyo dengan beberapa media, termasuk wartawan Tempo, Ghoida Rahmah, di kantor Kementerian Keuangan, Senin lalu, 28 Mei 2018.

Apa alasan BI menggelar RDG tambahan bulan ini?
Ini untuk merespons dinamika yang terjadi di luar negeri dan dampaknya yang terjadi di dalam negeri kini cenderung tidak rasional. Kondisi ini membuat ekspektasi terhadap rupiah menjadi lebih besar. Kami pun bersikap pre-emptive terhadap rencana pertemuan The Federal Reserve, Juni nanti.

Selain penyesuaian kembali suku bunga, langkah apa lagi yang disiapkan?
Kami tetap memperkuat dan mengoptimalkan intervensi ganda yang sudah kami lakukan sejak 2013, memastikan suplai dolar dan valuta asing tetap aman serta menjaga stabilitas pasar surat berharga. Kami juga menjaga kecukupan likuiditas, melakukan komunikasi yang intensif dengan pelaku pasar, perbankan, dunia usaha, juga ekonom untuk membangun ekspektasi yang rasional.

Baca juga: Indef Prediksi Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis Pekan Ini

Langkah yang sudah ditempuh sebelumnya tak cukup?
Ini untuk menghindari perkiraan nilai tukar yang cenderung terlalu melemah, overshooting dari sisi fundamentalnya. Kami berusaha memberikan informasi yang seluas-luasnya, tidak terbatas, sehingga ekspektasi bisa ke mana-mana.

Advertising
Advertising

Apakah tidak ada kekhawatiran kenaikan suku bunga akan menghambat target pertumbuhan ekonomi?
Memang ada anggapan kalau BI menaikkan suku bunga, ruang untuk pertumbuhan akan semakin ketat, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa menurun. Padahal, kondisi itu hanya terjadi kalau instrumen ekonomi dan moneter cuma satu, yakni suku bunga.
Kita kan instrumennya banyak, misalnya ada kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, dan lainnya. Instrumen moneter pro-sustainability, tapi empat instrumen lainnya pro-pertumbuhan. Dampak kenaikan bunga acuan terhadap pertumbuhan ekonomi perlu waktu, ada rata-rata empat sampai delapan kuartal atau sekitar 1–1,5 tahun, tidak mesti linier.

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

10 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

10 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

10 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

11 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

12 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

14 hari lalu

Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

Per hari ini di Google Finance, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pukul 09.27 WIB berada pada level Rp 16.282.

Baca Selengkapnya