TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,06 persen di Rp 14.125 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan sore ini, Jumat, 25 Mei 2018. Bahkan, pada awal sesi II perdagangan tadi, rupiah sempat menguat ke level Rp13.997 per dolar AS.
Sejak pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah menguat 52 poin atau 0,37 persen ke level Rp 14.073 per dolar AS. Sebelumnya rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,06 persen di Rp 14.125 per dolar AS pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Baca juga: Indef Prediksi Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis Pekan Ini
Analisis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan penguatan rupiah yang signifikan sejak Jumat lalu lebih disebabkan oleh faktor domestik terutama yang berkaitan dengan ekspektasi kuat terhadap Gubernur BI yang baru Perry Warjiyo.
"Perry Warjiyo diyakini akan mampu menstabilkan nilai tukar rupiah dengan menjalankan program-program yang berorientasi pada pro growth dan pro stability," ujarnya seperti dikutip dari rilisnya, Senin, 28 Mei 2018.
Performa pergerakan nilai tukar rupiah pada Jumat lalu, ujarnya, memang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi pergerakan mata uang euro maupun poundsterling justru terdepresiasi terhadap dolar AS. Sentimen eksternal yang bersifat negatif dalam menekan rupiah diharapkan berkurang jika ditinjau pada beberapa negara yang akan memperingati hari libur nasional, seperti Inggris maupun Amerika Serikat.
Adapun sentimen positif dari domestik diharapkan mampu memberikan katalis positif bagi rupiah, sebab pemerintah dan BI berkomitmen untuk melakukan kolaborasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dengan menjaga disiplin APBN, serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di mana salah satunya adalah dengan menaikkan suku bunga.
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan akan bergerak secara variatif. Secara teknikal, pada USDIDR daily chart terlihat bahwa pergerakan rupiah sudah menyentuh level garis fibonacci 61,8 persen sehingga mengindikasikan bahwa dolar berpotensi rebound secara terbatas terhadap rupiah. Namun jika ditinjau pada indikator stochastic dan RSI yang cenderung bergerak menurun menuju ke area oversold, maka hal ini diharapkan bahwa apresiasi rupiah terhadap dolar AS masih berlanjut.
BISNIS