Utang Luar Negeri Kuartal I 2018 Tembus 358 Miliar Dolar AS

Rabu, 16 Mei 2018 06:36 WIB

Utang Luar Negeri Melonjak, Rupiah Jeblok

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, menyebut utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal pertama 2018 tumbuh melambat. "Hal itu disebabkan utang luar negeri sektor pemerintah dan swasta yang tumbuh lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya," kata Agusman dalam keterangan resmi yang Tempo terima, Selasa, 15 Mei 2018.

Agusman menyebut, utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal pertama 2018 tercatat sebesar US$ 358,7 miliar. Jumlah itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 184,7 miliar serta utang swasta sebesar US$ 174,0 miliar.

Pertumbuhan kedua utang luar negeri itu sebesar 8,7 persen jika dilihat secara year on year (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan sebelumnya yang mencapai 10,4 persen (yoy).

Menurut Agusman, utang luar negeri pemerintah terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) berisi Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara milik non-residen sebesar US$ 124,8 miliar dan pinjaman kreditur asing sebesar US$ 56,3 miliar.

"Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan global sukuk sebesar US$ 3 miliar," ujarnya.

Sementara itu, pertumbuhan utang luar negeri swasta melambat, terutama dipengaruhi oleh ULN sektor industri pengolahan dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap atau air panas (LGA).

Advertising
Advertising

Pada kuartal pertama, pertumbuhan utang luar negeri kedua sektor itu masing-masing tercatat sebesar 4,4 persen dan 19,3 persen. Selanjutnya, kata Agusman, pertumbuhan ULN sektor pertambangan mengalami peningkatan. Sedangkan untuk sektor keuangan dinilai stabil dibanding kuartal sebelumnya.

"Pangsa utang luar negeri keempat sektor itu terhadap total utang luar negeri swasta sebesar 72,2 persen, relatif sama dengan pangsa kuartal sebelumnya," tutur Agusman.

Perkembangan utang luar negeri pada kuartal pertama 2018, kata Agusman, dinilai masih terkendali. Hal ini terlihat dari rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang pada akhir kuartal pertama 2018 tercatat sebesar 34 persen. Rasio tersebut, kata dia, masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain.

Jika dilihat secara jangka waktu, struktur utang Indonesia pada akhir kuartal pertama 2018 tetap didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang yang memiliki porsi 86,1 persen dari total keseluruhan.

"BI bersama pemerintah akan terus memantau perkembangan utang luar negeri dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan," kata dia. "Tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian."

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

9 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

23 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya