Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto serta Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di kantor BPS Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, 15 Maret 2018. TEMPO/Lani Diana
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, neraca perdagangan pada April 2018 mengalami defisit US$ 1,63 miliar. Ekspor tercatat US$ 14,47 miliar, sementara impor US$ 16,09 miliar.
"Neraca perdagangan bulan ini di luar ekspektasi, mengalami defisit US$ 1,63 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Selasa, 15 Mei 2018.
Sebelumnya, neraca perdagangan Maret lalu tercatat membaik. Namun bulan ini malah mengalami defisit, karena nilai impor tumbuh tinggi sementara nilai ekspor menurun.
Catatan BPS, nilai ekspor April 2018 senilai US$ 14,47 miliar. Angka ini turun sebesar 7,19 persen dibanding periode Maret 2018 yang mencapai US$ 15,59 miliar. Namun angka ini tumbuh 9,01 persen secara tahunan (yoy).
Adapun nilai impor pada April 2018 tercatat naik tajam mencapai US$ 16,09 miliar atau naik sebesar 11,28 persen dibanding bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan April 2017 (yoy), angka ini juga meningkat 34,68 persen.
Melihat data BPS, defisit neraca perdagangan April 2018 merupakan yang terdalam sejak April 2014 yang pada posisi tersebut sebesar US$ 1,96 miliar.