Inflasi Rendah, Gubernur BI: Tingkat Konsumsi Masyarakat Membaik

Kamis, 3 Mei 2018 17:58 WIB

Agus Martowardojo. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan tingkat konsumsi masyarakat membaik hingga April 2018. Hal itu tak hanya tampak dari nilai tukar petani yang membaik, tapi juga karena terjaganya laju inflasi.

"Jadi kita harapkan program pemerintah yang sekarang ada juga memberikan dukungan kepada konsumsi masyarakat," kata Agus seusai peluncuran kartu debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.

Baca: Inflasi 0,1 Persen, Menteri Darmin: Bagus, Masih Oke

Program yang dimaksud itu seperti bantuan sosial, Program Keluarga Harapan, bantuan dana desa, dan bantuan pangan non-tunai.

Pernyataan Agus itu menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan laju inflasi Indonesia 0,1 persen pada April 2018. Tingkat inflasi itu lebih rendah dibanding Maret 2018 sebesar 0,2 persen. Namun tingkat inflasi April 2018 lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya 0,09 persen.

Advertising
Advertising

Agus memaparkan inflasi bisa terjaga dan berada di level 0,1 persen pada April 2018. Angka itu lebih rendah ketimbang perkiraan Agus bahwa inflasi bisa mencapai 0,23 persen. Rendahnya inflasi, kata dia, merupakan salah satu indikator kuatnya ekonomi Indonesia. "Ekonomi kita akan mengarah pada perbaikan yang sustainable," ujarnya.

Menurut Agus, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 membaik dibanding tiga tahun terakhir. Namun peningkatan itu tertutup dengan dinamika global yang cukup tinggi. BI di semua kota dan provinsi akan bekerja sama dengan pemerintah pusat serta daerah untuk menjaga inflasi, baik sebelum maupun sesudah Ramadan 2018.

Sebelumnya, BPS melaporkan inflasi pada April 2018 sebesar 0,1 persen. Tersedianya stok beras serta harga pangan yang stabil sebagai dampak panen raya turut mendorong inflasi April.

“Secara umum, perkembangan harga konsumen pada April dipengaruhi panen raya yang sebetulnya mulai bulan lalu sudah terlihat,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, pada Rabu, 2 Mei 2018.

Tingkat inflasi tersebut disumbang kelompok bahan makanan 0,26 persen dengan andil deflasi 0,05 persen. Turunnya harga beras menjadi faktor utama yang mempengaruhi deflasi bahan pangan hingga 0,08 persen. Bahan makanan lain yang turut menyumbang deflasi adalah ikan segar dan cabai merah dengan andil masing-masing 0,03 persen.

ZARA AMELIA

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

13 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

14 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya