Rupiah Melemah, Suku Bunga Acuan Dipertimbangkan untuk Naik

Kamis, 26 April 2018 09:28 WIB

Bank Indonesia: Waspadai Suku Bunga The Fed Tahun Depan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diminta mencari cara yang lebih efektif untuk menahan laju pelemahan rupiah. Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengungkapkan sinyal kepanikan pelaku pasar perlahan mulai terlihat, dari arus dana keluar atau capital outflow di pasar modal. “Pelaku pasar secara psikologis khawatir pelemahan nilai tukar akan membuat kinerja emiten terkena dampak, sehingga mereka cenderung melakukan aksi jual,” ujarnya, kepada Tempo, Rabu 25 April 2018.

Reza menuturkan pelaku pasar cenderung memperkirakan pelemahan rupiah masih akan terus berlanjut hingga pertemuan rutin bulanan Bank Sentral AS yang akan memberikan kepastian kenaikan Fed Fund Rate Mei nanti. “Kalau kondisi ini nggak bisa ditahan oleh BI, bisa saja tembus ke level 14.075 – 14.100,” katanya. Padahal, menurut dia sentimen indikator perekonomian di dalam negeri terkendali, sehingga tak perlu dikhawatirkan.

Simak: Rupiah Makin Melemah, Akankah Harga Listrik Naik?

BI dan pemerintah diharapkan bisa menempuh langkah strategis lain untuk mendukung penguatan rupiah, seperti meningkatkan kinerja ekspor hingga mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate yang saat ini masih dipertahankan di level 4,25 persen.. “Ini untuk kembali melebarkan selisih dengan Fed Funds Rate yang sekarang sudah 1,5-1,75 persen,” katanya.

Ekonom Asian Development Bank Eric Sugandi berujar opsi menaikkan suku bunga acuan bisa menjadi satu langkah yang efektif untuk menghentikan pelemahan rupiah. “Kalau pelemahan rupiah ini tetap berlanjut dan menembus level 14.000, bisa saja BI 7 Days Repo Rate naik pada Rapat Dewan Gubernur berikutnya,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro menambahkan meskipun BI sudah melakukan intervensi sangat dalam menggunakan cadangan devisa, peluang untuk menaikkan suku bunga acuan masih terbuka. “Apalagi Fed Fund Rate naik, jadi bukan hanya mengimbangi ini, tapi juga sebagai upaya untuk menjaga rupiah walaupun inflasi sesuai target.”

Kenaikan yang mungkin dilakukan BI diperkirakan hanya sebesar 25 basis poin. “Namun dampaknya juga akan mendorong kenaikan bunga perbankan juga, padahal bunga kredit kan belum turun banyak, dan demand kredit belum tinggi,” katanya.

Menanggapi kemungkinan untuk menaikkan BI 7 Days Repo Rate, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Firman Mochtar berujar hingga saat ini lembaganya masih memantau perkembangan perekonomian domestik maupun glonal.

“Sejauh ini kami memandang pertumbuhan ekonomi masih tetap solid, investasi masih tumbuh baik,” ucapnya. Menurut dia, kondisi saat ini masih sesuai dengan perhitungan BI di awal tahun. “Salah satu dukungannya adalah bagaimana cadangan devisa kita meningkat, dan untuk nilai tukar kami selalu ada di pasar sehingga tidak memberikan ekspektasi berlebihan.”

BI berharap ke depan tekanan terhadap rupiah akan mulai mereda. Firman melanjutkan, selain membangun ketahanan eksternal, lembaganya beserta pemerintah juga berupaya untuk menguatkan ketahanan internal. “Khususnya dari sisi ekspor, sejauh ini masih positif, bukan hanya dari komoditas tapi juga manufaktur, harapannya ini juga akan mendukung daya saing penanaman modal asing,” ujarnya.

Firman pun optimistis jika peluang peningkatan aliran dana asing yang masuk masih terbuka. “Optimisme investor global masih baik, perbaikan perekonomian kita diakui, ini akan menarik investor bukan hanya di pasar uang tapi juga dalam bentuk penanaman modal asing langsung,” katanya.

Berita terkait

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

1 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

2 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

2 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

3 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya