Menteri Darmin: Fundamental Kurs Rupiah 13.500 per Dolar AS

Rabu, 25 April 2018 16:46 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Majalah The Economist menyebutkan, masalah yang dihadapi Indonesia adalah pemerintahan yang birokratis, korupsi, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi alasan nilai tukar rupiah sangat rendah. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidan Perekonomian Darmin Nasution menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir hingga hampir menembus Rp 14.000 per dolar AS, tidak mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. "Sebenarnya fundamental itu ada di angka Rp 13.500 - Rp 13.600 per dolar AS," ujarnya usai menghadiri Musyawarah Nasional Apindo X di Jakarta, Rabu, 25 April 2018.

Meski begitu, menurut Darmin, level fundamental kurs tersebut bisa saja sedikit bergeser. "Kalau situasi dipicu dengan omongan macam-macam, bisa saja ia bergerak sedikit ke sana sedikit ke sini. Tapi sebetulnya tidak ada sesuatu yang membuat ia berubah secara signifikan," katanya.

Baca: Rupiah Menguat 84 Poin Berkat Intervensi Bank Indonesia

Sebelumnya, pada pekan lalu, Presiden Amerika Donald Trump berkicau di Twitter yang isinya menuduh Cina dan Rusia sebagai manipulator kurs karena melakukan devaluasi mata uangnya. Devaluasi mata uang biasanya dilakukan agar ekspor suatu negara menjadi lebih murah dan lebih bersaing di pasar global. "Rusia dan Cina melakukan permainan devaluasi mata uang ketika Amerika terus menaikkan suku bunga. Tidak bisa diterima!" kicau Trump saat itu.

Kicauan Trump tersebut diunggah beberapa hari setelah Departemen Keuangan Amerika menolak untuk menyebut kedua negara tersebut sebagai manipulator mata uang dalam laporan terbarunya. "Sekarang kondisinya sudah lebih tenang sebetulnya. Memang minggu lalu Presiden AS pake Twitter mulai menuduh lagi beberapa negara sebagai manipulator kurs sehingga pasar juga mulai bergerak," kata Darmin.

Advertising
Advertising

Seperti diketahui, kurs dolar AS menguat pada akhir perdagangan pekan lalu di tengah meningkatnya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS. Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,37 persen menjadi 90,277 pada akhir perdagangan.

Imbal hasil pada obligasi pemerintah 10 tahun bergerak di atas 2,957 persen pada Jumat pekan lalu, mencapai level tertingginya sejak Januari 2014. Imbal hasil pada surat utang negara AS dua tahun mencapai 2,457 persen, level tertinggi sejak 8 September 2008 ketika surat utang negara dua tahun memberikan imbal hasil setinggi 2,542 persen.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu mencapai Rp 13.888 per dolar AS. Angka tersebut sedikit menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp 13.900 per dolar AS.

ANTARA

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

19 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya