Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan meninjau Kantor Pelayanan Pajak Madya, Jakarta Pusat pada Sabtu, 31 Maret 2018. Tempo/Zara Amelia
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selama triwulan I 2018 turun dibanding beberapa tahun belakangan. Tahun ini, realisasi defisit APBN hingga Maret mencapai Rp 85,78 triliun atau sekitar 0,58 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Realisasi defisit pada triwulan pertama APBN 2017 turun dibandingkan dengan periode yang sama pada tiga tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam pemaparannya di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin, 16 April 2018.
Realisasi defisit anggaran tahun ini, kata Sri Mulyani, lebih rendah dibanding periode yang sama pada 2015, yakni 0,71 persen terhadap PDB. Angka itu juga turun dibanding defisit anggaran pada 2016 sebesar 1,13 persen dan pada 2017 sebesar 0,76 persen terhadap PDB.
"Pelaksanaan APBN 2018 sampai dengan triwulan I dapat dikatakan lebih sehat dengan melihat realisasi defisit anggaran yang turun tersebut," ucap Sri Mulyani.
Adapun realisasi pembiayaan hingga Maret 2018 mencapai Rp 149,79 triliun atau 45,96 persen dari target APBN 2018. Pembiayaan itu melalui penerbitan Surat Berharga Negara Rp 143,81 triliun atau 34,69 persen dari target penerbitan. Realisasi pembiayaan itu juga melalui pengadaan pinjaman Rp 4,41 triliun atau minus 28,79 persen dari target 2018.
"Keberlanjutan fiskal di tahun 2018 diharapkan akan tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah yang menjaga keberlanjutan pengelolaan APBN yang sehat," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
3 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.